KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menargetkan penawaran Saving Bond Ritel seri SBR013 dapat menghimpun dana sebesar Rp 20 triliun. Instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel itu akan ditawarkan mulai 10 Juni hingga 4 Juli 2024. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan meyakini, penawaran SBN ritel masih akan diminati oleh masyarakat. SBR013 diharapkan bisa mencapai target penjualan yang ditetapkan sebesar Rp 15 triliun – Rp 20 triliun. Deni mengatakan, SBR013 sebagai bagian dari SBN ritel merupakan investasi yang aman karena pembayaran kupon dan pokoknya dijamin Undang-Undang. Selain tingkat kuponnya yang menguntungkan, pajak atas kupon SBN ritel juga lebih rendah yakni hanya 10%, dibandingkan pajak atas bunga deposito mencapai 20%.
Cara membelinya pun mudah yang bisa diakses secara online, sehingga bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun, cukup menggunakan gawai yang terkoneksi internet. Serta, nominal pemesanan relatif terjangkau karena dengan minimal Rp1 juta sudah dapat berinvestasi di SBR013. “Kami optimis penjualan SBR013 akan diminati dan disambut antusias masyarakat sebagaimana penerbitan SBN Ritel sebelumnya,” ujar Deni kepada Kontan.co.id, Jumat (7/6). Baca Juga: Pemerintah akan Tawarkan SBR013 Mulai Senin (10/6), Kupon Dipatok 6,45% dan 6,60% Pemerintah juga kembali menawarkan pilihan dalam 2 seri, yaitu SBR013-T2 tenor 2 tahun dengan kupon 6,45% dan SBR013-T4 tenor 4 tahun dengan kupon 6,60%. Sehingga, investor memiliki lebih banyak pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi dan tujuan investasinya. Deni menjelaskan, penentuan kupon SBN ritel termasuk SBR013, selalu mempertimbangkan kondisi pasar keuangan terkini. Faktor-faktor yang dipertimbangkan antara lain adalah tingkat imbal hasil (yield) SBN dengan tenor yang bersesuaian, tingkat inflasi, tingkat bunga BI, tingkat bunga penjaminan LPS, serta faktor-faktor lain yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap SBN ritel pemerintah. Selain itu, pemerintah juga memperhatikan perilaku investor yang akan menjadi target market dari seri tersebut, serta masukan dari berbagai pihak untuk memperoleh pandangan atas kondisi pasar yang ada saat ini maupun outlook pasar pada masa penawaran. Deni mengungkapkan, penjualan SBN Ritel dari awal tahun sampai saat ini telah mencapai Rp64,93 triliun, terdiri atas ORI025, SR020 dan ST012 masing-masing sebesar Rp23,92 triliun, Rp21,36 triliun dan Rp19,65 triliun. Tahun ini, Pemerintah menargetkan penerbitan SBN ritel sebesar Rp 140-160 triliun. Sebagai perbadingan, tahun 2023 lalu, penerbitan SBN ritel mencapai Rp 147,4 triliun.