Ditekan Dolar AS, Rupiah Melemah 0,83% Dalam Sepekan Terakhir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah dalam sepekan terakhir mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan. Mengawali perdagangan pekan ini di level Rp 14.433 per dolar Amerika Serikat (AS), pada hari ini, Jumat (10/6), rupiah di pasar spot ditutup di Rp 14.553 per dolar AS. Artinya, dalam sepekan rupiah telah terkoreksi hingga 0,83%.

Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah juga membukukan tren kinerja yang serupa. Pada perdagangan hari ini, mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.569 per dolar AS alias melemah 0,94% jika dibandingkan posisi pekan lalu.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengungkapkan, pelemahan rupiah dalam sepekan terakhir disebabkan oleh sentimen eksternal seperti ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada FOMC meeting pekan depan.


Hal tersebut membuat indeks dolar AS bergerak menguat sehingga menekan kinerja rupiah dalam sepekan. Dia menambahkan, masih tingginya harga komoditas energi semakin membuat pasar khawatir terkait potensi tingginya inflasi global. 

Baca Juga: Rupiah Menguat ke Rp 14.553 Jelang Rilis Data Inflasi AS

“Di satu sisi, dengan kembali munculnya kasus Covid-19 di China telah membuat investor kehilangan minat terhadap aset berisiko. Kondisi ini semakin menjadi tekanan untuk rupiah,” kata Faisyal ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (10/6).

Sementara dari dalam negeri, dia menyebut rupiah juga mendapatkan pukulan dari rilis data ekonomi yang kurang baik. Tercatat, penjualan ritel Indonesia pada bulan Mei masih tumbuh 0,2% secara bulanan dan naik 5,4% secara year on year. Tapi sayangnya, peningkatan tersebut tidak setinggi peningkatan pada bulan April 2022 yang tercatat naik 16,5% secara bulanan dan 8,5% secara tahunan. 

Baca Juga: IHSG Merosot 1,34% ke 7.086 di Akhir Perdagangan Jumat (10/6)

Memasuki pekan depan, Faisyal menyebut pergerakan rupiah akan ditentukan oleh rilis data consumer price index (CPI) AS nanti malam. Jika ternyata data lebih tinggi dari perkiraan, maka akan semakin menguatkan ekspektasi pasar terhadap sikap The Fed yang lebih agresif pada FOMC meeting pekan depan. 

Namun, jika ternyata data tersebut lebih rendah dari perkiraan, maka akan meredakan ekspektasi pelaku pasar dan berimbas pada berkurangnya tekanan terhadap rupiah.

“Untuk sepekan ke depan, rupiah berpotensi bergerak ke Rp 14.400 per dolar AS-Rp 14.700 per dolar AS,” tutup Faisyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati