KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara (iGrow) sepertinya masih berupaya untuk menyelesaikan masalah gagal bayar. Berdasarkan situs perusahaan per 12 Maret 2025, iGrow tercatat memiliki tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 di level tinggi, yakni sebesar 80,18%. Terkait hal itu, Direktur Utama iGrow Edoardus Satya Adhiwardana menerangkan pihaknya saat ini memutuskan mengerem penyaluran pembiayaan terlebih dahulu dan memilih untuk melakukan penagihan. "Ya, iGrow sedang berfokus pada komitmen mengoptimalkan usaha penagihan dengan memastikan agar borrower menjalankan kewajibannya dan mengembalikan pinjaman kepada lender," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (12/3).
Diterpa Masalah Gagal Bayar, Fintech iGrow Rem Pembiayaan dan Fokus Lakukan Penagihan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara (iGrow) sepertinya masih berupaya untuk menyelesaikan masalah gagal bayar. Berdasarkan situs perusahaan per 12 Maret 2025, iGrow tercatat memiliki tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 di level tinggi, yakni sebesar 80,18%. Terkait hal itu, Direktur Utama iGrow Edoardus Satya Adhiwardana menerangkan pihaknya saat ini memutuskan mengerem penyaluran pembiayaan terlebih dahulu dan memilih untuk melakukan penagihan. "Ya, iGrow sedang berfokus pada komitmen mengoptimalkan usaha penagihan dengan memastikan agar borrower menjalankan kewajibannya dan mengembalikan pinjaman kepada lender," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (12/3).