KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 membuat bisnis wahana hiburan terkena dampak, salah satunya PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (
PJAA) telah menutup beberapa unit rekreasinya hingga waktu yang belum ditentukan. Namun demikian, Ancol tetap bertahan melakukan berbagai strategi dan transformasi. Perlu diketahui, per tanggal 18 Agustus 2021 Ancol membuka area pantai dan Allianz Ecopark khusus untuk olahraga. Di lanjut, per tanggal 26 Agustus 2021 Ancol membuka 6 Resto yang berada di area Ancol dengan syarat kapasitas maksimal resto 25%, satu meja maksimal 2 orang dan waktu makan maksimal 30 menit. Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) Teuku Sahir Syahali mengatakan, wahana hiburan Ancol sudah tutup selama 2 bulan lebih. Namun, PJAA tidak melakukan lay off kepada karyawan hingga saat ini.
Untuk dapat bertahan di masa pandemi covid-19, manajemen melakukan beberapa hal untuk melakukan efisiensi
cashflow diantaranya dengan penerapan
strategic basic cost, dimana biaya yang dikeluarkan hanya yang benar-benar untuk keselamatan pengunjung, penjadwalan ulang semua proyek dan fokus untuk penyelesaian proyek Symphony of The Sea (kawasan pantai timur).
Baca Juga: Terdampak pandemi Covid-19, ini strategi Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) “Untuk semua yang bekerja di PJAA terdapat potongan gaji sekitar 20%,” ucap Teuku dalam
public expose melalui virtual, Senin (30/8). Teuku melanjutkan, strategi yang dilakukan PJAA ialah melakukan
post-
pone atau penghentian proyek-proyek bersifat
capital expenditure (capex) atau investasi yang besar yang sudah dilakukan lalu. Kemudian, perusahaan juga melakukan efisiensi biaya-biaya yang besar sehingga bisa melakukan
survival hingga akhir tahun 2021 serta kondisi pandemi covid-19 sudah mulai bisa diatasi.
Teuku menjelaskan, selain itu perseroan telah mencanangkan inisiatif transformasi bisnis secara menyeluruh yakni dengan menargetkan PJAA akan menjadi
World Class Brand of Indonesia melalui beragam inisiatif kegiatan dalam aspek finansial,
revenue optimization,
digital &
operation serta
organization talent. Untuk bisa mencapai World Class Brand of Indonesia pada tahun 2030 mendatang. “Beberapa
quick win saat ini sedang disusun untuk mendukung pelaksanaan transformasi meliputi perubahan struktur organisasi yang lebih efisien dan efektif, penyesuaian dan penyempurnaan sistem
enterprise resource planning (ERP) dengan kondisi bisnis perusahaan, penyelesaian kewajiban dan utang serta pengembangan bisnis baru yang dapat meningkatkan
revenue dengan membangun kolaborasi,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .