JAKARTA. Keinginan Bank CIMB Niaga mengubah status menjadi kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV atau bermodal inti di atas Rp 30 triliun, bakal mendapat tantangan berat. Sebab, rapor kinerja bank asal Malaysia ini tertekan efek perlambatan ekonomi Indonesia. Wan Razly, Direktur Strategi& Keuangan Bank CIMB Niaga, menyatakan, per Desember 2014, modal inti Bank CIMB Niaga sebesar Rp 26,6 triliun. Itu artinya, Bank CIMB Niaga membutuhkan sedikitnya Rp 3,4 triliun agar cita-cita naik kelas bisa terwujud. Di akhir tahun 2013, modal inti CIMB Niaga sebesar Rp 24,2 triliun. Wan menegaskan, pihaknya optimistis bisa naik kelas ke BUKU 4 di akhir tahun 2015 atau awal 2016. Caranya, melalui pertumbuhan organik, yaitu peningkatan laba ditahan yang diperoleh dari laba bersih yang dihasilkan di tahun 2014 dan laba bersih tahun berjalan 2015. "Namun itu juga tergantung pada kondisi ekonomi Indonesia tahun 2015," ujar Wan kepada KONTAN, pekan lalu.
Ditinggal dirut, CIMB Niaga berambisi naik kelas
JAKARTA. Keinginan Bank CIMB Niaga mengubah status menjadi kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV atau bermodal inti di atas Rp 30 triliun, bakal mendapat tantangan berat. Sebab, rapor kinerja bank asal Malaysia ini tertekan efek perlambatan ekonomi Indonesia. Wan Razly, Direktur Strategi& Keuangan Bank CIMB Niaga, menyatakan, per Desember 2014, modal inti Bank CIMB Niaga sebesar Rp 26,6 triliun. Itu artinya, Bank CIMB Niaga membutuhkan sedikitnya Rp 3,4 triliun agar cita-cita naik kelas bisa terwujud. Di akhir tahun 2013, modal inti CIMB Niaga sebesar Rp 24,2 triliun. Wan menegaskan, pihaknya optimistis bisa naik kelas ke BUKU 4 di akhir tahun 2015 atau awal 2016. Caranya, melalui pertumbuhan organik, yaitu peningkatan laba ditahan yang diperoleh dari laba bersih yang dihasilkan di tahun 2014 dan laba bersih tahun berjalan 2015. "Namun itu juga tergantung pada kondisi ekonomi Indonesia tahun 2015," ujar Wan kepada KONTAN, pekan lalu.