KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan akan menindaklanjuti masalah piutang pajak macet senilai Rp 7,2 triliun yang belum dilakukan penagihan. Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo mengatakan, pihaknya akan melakukan konsolidasi untuk menindaklanjuti hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersebut sesuai dengan ketentuan hukum dan koridor yang berlaku. "Jadi tetap akan terus kami tindaklanjuti hasil temuan BPK," ujar Suryo dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (24/7).
Baca Juga: Kemkeu Punya Piutang PNBP Rp 27 Triliun Sebagai informasi, dalam laporannya, Badan Pemeriksa Keuangan (BKP) kembali menemukan masalah piutang pajak macet senilai Rp 7,2 triliun dan piutang pajak kadaluwarsa senilai Rp 808,1 miliar yang belum dilakukan penagihan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Hal tersebut sesuai dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Pemerintah Pusat 2022 (LHP SPI dan Kepatuhan 2022). BPK mengatakan, dua permasalahan tersebut disebabkan DJP Kemenkeu belum melakukan tindakan penagihan pajak secara optimal.