KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemkeu) berharap tekanan pada kinerja penerimaan pajak tak berlanjut di paruh kedua tahun 2019. Kembali normalnya laju restitusi pajak dan kegiatan ekonomi yang lebih tinggi diproyeksi akan meningkatkan penerimaan pajak hingga akhir tahun. Sepanjang semester I-2019, penerimaan pajak dalam negeri mencapai Rp 603,34 triliun atau tumbuh 3,75% secara tahunan (yoy). Secara sektoral, penerimaan pajak dari hampir semua sektor tumbuh melambat bahkan mengalami kontraksi hingga akhir Juni lalu.
Baca Juga: Hingga pertengahan tahun, penerimaan pajak hanya tumbuh 3,75% Antara lain sektor industri pengolahan (manufaktur) dan sektor pertambangan yang menurun, serta sektor perdagangan yang tumbuh jauh lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, laju restitusi pada semester kedua akan kembali normal. Dengan begitu, tekanan pada penerimaan pajak juga bisa berkurang dan mulai menunjukkan kinerja normal (real).
Baca Juga: Sri Mulyani proyeksikan shortfall perpajakan mencapai Rp 143 triliun tahun ini “Percepatan restitusi itu kan di-
introduce DJP Mei tahun lalu. Semester kedua perbandingannya (pasca percepatan restitusi) sudah bisa
apple-to-apple (dengan tahun lalu). Diharapkan ada normalisasi,” kata Menkeu, Selasa (16/7). Direktur Jenderal Pajak Kemkeu Robert Pakpahan menambahkan, dua sektor yang diharapkan dapat menunjukkan perbaikan signifikan ialah manufaktur dan perdagangan. Sementara, sektor pertambangan masih tertekan terutama dari sisi setoran PPh Badan, lantaran kinerja dan produksi beberapa perusahaan yang mengalami penyesuaian.
Baca Juga: Waspadai risiko shortfall pajak melebar hingga akhir tahun 2019 “Sektor
manufacturing mudah-mudahan di semester dua (meningkat) setelah ekonomi dan level konsumsi lebih menggeliat lebih dari semester satu. Restitusi juga melambat mudah-mudahan penerimaan dari sektor perdagangan bertambah lagi,” kata Robert, Rabu (17/7). Membaiknya sektor manufaktur dan perdagangan juga diharapkan dapat mendorong penerimaan pajak jenis PPN dalam negeri. Sepanjang semester pertama, penerimaan PPN dalam negeri masih tertekan yaitu hanya Rp Rp 123,5 triliun atau turun 2,5% yoy.
Baca Juga: Pendapatan negara di paruh pertama 2019 hanya tumbuh 7,8% Adapun prognosis pemerintah terhadap penerimaan pajak di semester kedua sebesar Rp 834,19 triliun. Sementara,
outlook penerimaan pajak di akhir tahun sebesar Rp 1.437,53 triliun. Dengan didukung membaiknya perekonomian domestik, peningkatan kepatuhan Wajib Pajak, perluasan basis pembayar pajak, serta terus berjalannya program reformasi perpajakan yang meliputi reformasi kebijakan dan reformasi administrasi termasuk penguatan teknologi informasi perpajakan, DJP cukup optimis akan semakin meningkatnya kinerja penerimaan pajak pada semester II-2019. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli