JAKARTA. Pemerintah mulai merespon positif usul pengusaha properti untuk mengenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) secara berjenjang. Usul ini disampaikan oleh asosiasi Real Estate Indonesia (REI), beberapa waktu lalu. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak menyatakan telah berdiskusi lagi dengan REI. Hasilnya, pengembang mengusulkan pengenaan PPnBM berdasarkan perhitungan baru. Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu) Sigit Priadi Pramudito menuturkan, REI meminta tarif PPnBM turun dari ketentuan saat ini sebesar 20%. Dalam pertemuan itu, REI mengusulkan tarif PPnBM itu dibuat secara berjenjang berdasarkan batasan luas tertentu. Misalnya, tarif PPnBM dimulai dari angka 5%, 10%, 15%, hingga 20%. "Jika PPnBM dibuat secara bertahap, pengembang akan membangun lebih luas dari batasan ukuran saat ini, yakni 150 meter persegi (m2) untuk properti apartemen dan kondominium jenis strata title. "Mereka mau membangun ukuran 200 m2 dan mereka yakin pasarnya ada," tutur Sigit, Selasa (5/5).
Ditjen Pajak menimbang PPnBM berjenjang
JAKARTA. Pemerintah mulai merespon positif usul pengusaha properti untuk mengenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) secara berjenjang. Usul ini disampaikan oleh asosiasi Real Estate Indonesia (REI), beberapa waktu lalu. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak menyatakan telah berdiskusi lagi dengan REI. Hasilnya, pengembang mengusulkan pengenaan PPnBM berdasarkan perhitungan baru. Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu) Sigit Priadi Pramudito menuturkan, REI meminta tarif PPnBM turun dari ketentuan saat ini sebesar 20%. Dalam pertemuan itu, REI mengusulkan tarif PPnBM itu dibuat secara berjenjang berdasarkan batasan luas tertentu. Misalnya, tarif PPnBM dimulai dari angka 5%, 10%, 15%, hingga 20%. "Jika PPnBM dibuat secara bertahap, pengembang akan membangun lebih luas dari batasan ukuran saat ini, yakni 150 meter persegi (m2) untuk properti apartemen dan kondominium jenis strata title. "Mereka mau membangun ukuran 200 m2 dan mereka yakin pasarnya ada," tutur Sigit, Selasa (5/5).