KONTAN.CO.ID JAKARTA. Euforia perdagangan saham emiten perbankan di Bursa Efek Indonesia, diproyeksikan masih akan terus bergairah sampai akhir tahun. Sejumlah analis saham masih menjagokan saham-saham bank BUKU IV, alias beraset jumbo, sebagai saham yang menarik untuk dikoleksi. Sebab, sejumlah emiten bank Himbara seperti BBRI, BBNI, BMRI, sudah lebih dulu memberikan layanan
digital banking, serta harga sahamnya masih
undervalue, alias murah. Wawan Hendrayana,
Head of Investment Research Infovesta Utama menilai, jika dilihat dari faktor fundamental, tren pergerakan saham bank-bank besar masih akan mengalami kenaikan hingga akhir tahun ini.
"Terutama untuk saham bank yang masuk
big four seperti Bank Mandiri, BRI, BNI dan BCA masih akan prospektif ke depannya," kata Wawan, Senin (16/8).
Baca Juga: Terkoreksi wajar, saham-saham perbankan ini masih punya potensi menguat Wawan menjelaskan, secara valuasi, saham BMRI, BBRI, BBNI dan BBCA masih menarik. Pasalnya, kinerja bank big four tersebut masih bisa tumbuh. Hal ini sejalan dengan terus bergulirnya program vaksinasi covid-19 yang dilakukan pemerintah. Dengan adanya vaksinasi, maka kegiatan usaha masyarakat akan bergerak kembali. Ketika aktivitas ekonomi berjalan, kata Wawan, maka yang pertamakali dibutuhkan dunia usaha adalah pendanaan, terutama dari bank. Selain itu, fasilitas transaksi perbankan juga akan meningkat. "Untuk saat ini, yang menguasai pendanaan dan transaksi perbankan adalah bank-bank besar yang ada di kategori BUKU IV," imbuh Wawan. Itu sebabnya, sambung Wawan, ini kesempatan bagi investor untuk mengoleksi saham bank-bank besar. Karena, menurutnya, jika bercermin pada berakhirnya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang pernah diterapkan pemerintah daerah, pergerakan harga saham bank-bank besar mengalami tren kenaikan.
Baca Juga: Meski terkoreksi, saham-saham bank cilik ini masih layak untuk dilirik Menurut Wawan, salah satu saham emiten bank besar yang memiliki prospek bagus ke depannya adalah saham Bank Mandiri. Saham bank dengan kode bursa BMRI ini ini dinilai masih sangat prospektif untuk memberikan return optimal bagi investor saham. Sebab, Bank Mandiri terbukti cepat pulih dari dampak pandemi covid-19 dan mampu membukukan kinerja yang positif. Faktanya, pada paruh pertama tahun ini, bank pelat merah berlogo pita emas ini berhasil membukukan laba bersih naik 21,45% menjadi Rp 12,5 triliun secara
year on year (YoY) di kuartal II-2021. Inisiatif ekspansi digital menjadi salah satu kontributor penyumbang kinerja positif tersebut. Hal itu tercermin dari pertumbuhan transaksi digital Bank Mandiri yang turut menopang kenaikan perolehan margin bisnis ke depan. Berdasarkan data kinerja semester I-2021, penggunaan aplikasi Livin’ by mandiri meningkat pesat mencapai 7,8 juta nasabah dengan nilai transaksi finansial sebesar Rp 728,9 triliun, tumbuh 59% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Editor: Dikky Setiawan