KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis
on-demand services (ODS) milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) diproyeksikan akan terus bertambah dan mendorong kinerja konsolidasi perusahaan. Per 30 Juni 2024, pendapatan bruto dari segmen ini dibukukan sebesar Rp 6,7 triliun di semester I-2024. Hasilnya tumbuh 15% secara tahunan dibanding pendapatan bruto ODS GOTO pada semester I 2023 yang mencapai Rp 5,86 triliun. Jika dihitung dari total pendapatan bruto GOTO selama semester I 2024 yang mencapai Rp 9,71 triliun, artinya
segmen on demand ini sudah memberi kontribusi sekitar 69%.
Kemudian Gross Transaction Value (GTV) mencapai Rp 29,37 triliun. Ini tumbuh 7% secara tahunan atau
Year on Year (YoY) dari Rp 27,5 triliun per 30 Juni 2023.
Baca Juga: Simon Ho Jadi Direktur Baru GOTO, Gantikan Jacky Lo Indikator EBITDA yang disesuaikan pada segmen ODS juga telah berbalik positif sebesar Rp 256 miliar per 30 Juni 2024. Pada periode yang sama di 2023, ODS GOTO masih minus Rp 410 miliar. Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dan Sabela Nur Amalia menyebut kinerja bisnis ODS semakin baik dengan berbagai strategi yang dilakukan. Salah satu adalah Produk Hemat yang ditawarkan Gojek bagi pelanggan. Mereka mencermati Produk Hemat Gojek ini telah menghasilkan lebih banyak pesanan bagi pengemudi, walaupun pengemudi mungkin menerima pendapatan yang lebih rendah per pesanan. "Tapi peningkatan volume pesanan harian menghasilkan pendapatan keseluruhan yang lebih tinggi," jelas Niko dan Sabela dalam riset yang dipublikasikan pada Kamis (29/8).
Menurut Data.AI, GOTO tidak hanya mempertahankan posisinya yang kuat di layanan
On-Demand Services, tetapi juga semakin berkembang di bidang
financial technology (fintech) dengan adanya GoPay. Untuk itu, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk GOTO dengan target harga di Rp 90 per saham. Hingga akhir perdagangan sesi pertama pada Jumat (30/8), GOTO parkir di level Rp 52 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih