KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memperkuat posisi permodalan dan likuiditas di tengah pemulihan ekonomi. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyebut kondisi likuiditas dan permodalan ini menjadi pondasi dalam melanjutkan kestabilan kinerja sekaligus menopang pertumbuhan bisnis lebih positif. Dana pihak ketiga tumbuh 8,4% secara year on year (yoy) dari Rp 639,0 triliun menjadi Rp 692,7 triliun di kuartal 1-2022. Pertumbuhan itu ditopang dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) yang terus meningkat menjadi 69,2% dari periode sama tahun lalu 67,9%. Ia bilang, pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan biaya dana atau Cost of Fund (CoF) dari 1,74% pada akhir kuartal pertama 2021 menjadi 1,46% pada kuartal pertama 2022. Ruang untuk ekspansi pun masih terbuka yang ditunjukkan dari loan to deposit ratio yang berada pada 85,02%.
Ditopang Dana Murah, Himpunan DPK BNI Naik 8,4% yoy Menjadi Rp 629,7 Triliun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memperkuat posisi permodalan dan likuiditas di tengah pemulihan ekonomi. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyebut kondisi likuiditas dan permodalan ini menjadi pondasi dalam melanjutkan kestabilan kinerja sekaligus menopang pertumbuhan bisnis lebih positif. Dana pihak ketiga tumbuh 8,4% secara year on year (yoy) dari Rp 639,0 triliun menjadi Rp 692,7 triliun di kuartal 1-2022. Pertumbuhan itu ditopang dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) yang terus meningkat menjadi 69,2% dari periode sama tahun lalu 67,9%. Ia bilang, pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan biaya dana atau Cost of Fund (CoF) dari 1,74% pada akhir kuartal pertama 2021 menjadi 1,46% pada kuartal pertama 2022. Ruang untuk ekspansi pun masih terbuka yang ditunjukkan dari loan to deposit ratio yang berada pada 85,02%.