KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mempertahankan laju pertumbuhan bisnis, perbankan mengoptimalkan kredit konsumer di tengah pandemi. Maklum, dunia usaha masih menahan kredit investasi dan kredit modal kerja. Terlebih, regulator memberikan berbagai stimulus untuk bisnis kredit konsumer seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KBB), dan kartu kredit. Kredit konsumsi mampu tumbuh 3,8% year on year (yoy) menjadi Rp 1.651,5 triliun per Oktober 2021. Dari jajaran bank besar, Bank Tabungan Negara (BTN) berhasil menjadi juara dalam menggarap segmen konsumer. Tak heran, BTN telah mendapatkan mandat dalam menyalurkan KPR subsidi maupun non subsidi.
“Kita berharap pertumbuhan kredit KPR tahun depan bisa 10% hingga 12% yoy, lebih baik dibanding tahun ini yang 8% hingga 9%,” ujar Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu kepada Kontan. Baca Juga: Tren restrukturisasi kredit di perbankan melandai BTN melihat kebutuhan akan rumah masih sangat besar. Perseroan melihat kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dengan memperpanjang relaksasi LTV akan mendorong kebutuhan tersebut menjadi permintaan KPR ke depan. Pertumbuhan kredit BTN per kuartal III terutama didorong oleh KPR Subsidi yang tumbuh sebesar 11,74% yoy menjadi Rp129,98 triliun. KPR non subsidi perseroan juga sudah tumbuh membaik sebesar 2,11% yoy. Bila dijumlahkan, KPR subsidi, KPR non subsidi, pembiayaan rumah lain dan kredit konsumer, BTN menyalurkan kredit konsumer senilai Rp 224,65 triliun per September 2021. Naik 7,6% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 208,71 triliun. Senada, Hirwandi Gafar Direktur Konsumer dan Komersial BTN memandang perpanjangan relaksasi LTV tersebut akan mendorong KPR bisa tumbuh lebih tinggi lagi tahun 2022. "Hingga saat ini, pertumbuhan KPR subsidi BTN terus meningkat dari bulan ke bulan. KPR non subsidi juga membaik," tambahnya.