KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis industri asuransi umum merekah hingga pertenggahan tahun 2019. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia menganalisis data
un-
audited 75 perusahaan asuransi umum. Data ini menunjukkan pendapatan premi bruto sebesar Rp 39,95 triliun hingga Juni 2019. Nilai ini tumbuh 20,6%
year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu sebanyak Rp 33,31 triliun. Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa TI dan Aktuarial AAUI Trinita Situmeang bilang pendapatan premi bruto asuransi umum pada semester I 2019 ini tumbuh hampir seluruh lini bisnis kecuali asuransi energi
off shore dan tanggung gugat yang mencatatkan pertumbuhan negatif.
“Secara nominal selisih pertumbuhannya, asuransi kredit menjadi penopang di Industri asuransi umum. Padahal pertumbuhan ekonomi di semester 1-2019 sedikit rendah dari semester 1-2018. Hal ini terjadi karena penyaluran kredit perbankan pada semester I-2019 mengalami pertumbuhan sebesar 11,1% hal ini menyebabkan peningkatan premi asuransi kredit,” ujar Trinita di Jakarta pada Selasa (20/08).
Baca Juga: Sampai semester I 2019, premi Adira Finance tumbuh 10% Memang asuransi kredit mengalami pertumbuhan Rp 2,77 triliun menjadi Rp 5,75 triliun hingga Juni 2019. Nominal pertumbuhan ini mengalahkan pertumbuhan asuransi harta benda yang memiliki pangsa pasar paling besar terhadap total premi asuransi umum. Adapun pertumbuhan asuransi harta benda hanya Rp 2,24 triliun menjadi 10,59 triliun hingga enam bulan pertama 2019. Selain itu, Trinita juga mengatakan terjadi pergeseran pangsa pasar dari lini bisnis asuransi umum. Bila pada semester 1-2018 lalu kontribusi terbesar disumbangkan oleh asuransi kendaraan bermotor hingga 27,8% lalu diikuti oleh harta benda 25,2%. Sedangkan posisi ketiga ada asuransi kecelakaan diri dan kesehatan menyumbang 10,2%. “Pada semester 1-2019 terjadi pergeseran pangsa pasar dimana lini bisnis asuransi harta benda sebesar 26,55% lalu asuransi kendaraan bermotor 23,2%. Sedangkan Posisi ke tiga dicapai oleh lini bisnis Asuransi Kredit dengan proporsi sebesar 14.4% meninggalkan Asuransi Kecelakaan diri dan Kesehatan yang terus menurun,” tambah Trinita.
Baca Juga: Bank OCBC NISP dorong penyaluran kredit di sektor UMKM Kendati premi tumbuh dobel digit, Trinita juga mengakui juga terjadi pertumbuhan klaim bruto yang lebih besar. Hingga semester I-2019 klaim bruto asuransi umum sebesar Rp 16,44 triliun. Nilai ini tumbuh 27,7% yoy dari posisi yang sama tahun lalu Rp 12,87 triliun. Ia bilang klaim secara nominal klaim disumbang oleh asuransi kredit yang tumbuh 101,7% yoy dari Rp 1,73 triliun menjadi Rp 3,5 triliun. Nah, lebih cepatnya pertumbuhan klaim bruto dibandingkan pertumbuhan premi membuat rasio klaim asuransi di level 41,2% hingga Juni 2019. Rasio ini meningkat dibandigkan semester I-2019 senilai 38,9%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .