Ditopang prospek emas dan nikel, begini rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) diyakini masih cukup cerah tahun ini. Analis Henan Putihrai Sekuritas Meilki Darmawan melihat, tahun ini ANTM masih berpotensi mencetak kenaikan tipis dari sisi pendapatan.

Kenaikan ini khususnya akan ditopang oleh volume penjualan segmen feronikel dan bijih nikel yang lebih tinggi. Ditambah, potensi harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) yang juga lebih tinggi di tahun ini seiring kenaikan komoditas nikel. “Estimasi saya untuk volume penjualan segmen feronikel dan bijih nikel masing masing bisa mencapai 27.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan 7 juta wet metric ton (wmt) di tahun 2021,” kata Meilki.

Hanya saja, pergerakan harga emas diakui Meilki memang merupakan salah satu faktor risiko yang akan dihadapi ANTM saat ini, karena 72% pendapatan ANTM masih berasal dari segmen emas. Dia melihat harga emas belum berada di fase downtrend untuk tahun ini, tapi lebih pada pergerakan yang konsolidasi karena ada dua hal yang bisa menjadi sentimen positif dan negatif di tahun ini.


Sentimen negatif berasal dari perbaikan ekonomi dunia di tahun ini yang bisa mengurangi jumlah permintaan untuk safe haven serta appetite investor untuk masuk ke aset berisiko (risky asset) seperti saham. Hanya saja, tetap ada sentimen positif untuk komoditas emas, yakni dari potensi kenaikan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang justru bisa menjadikan emas sebagai aset yang menarik sebagai bentuk lindung nilai.

Baca Juga: Simak target operasional dan rencana bisnis Aneka Tambang (ANTM) tahun ini

Dus, tahun ini Meilki memperkirakan harga emas dunia masih akan bergerak konsolidasi di rentang US$ 1.600 per ons troi-US$ 1.800 per ons troi. Sementara  tim riset Henan Putihrai Sekuritas memperkirakan harga rata-rata emas di tahun 2021 berada pada level US$ 1.800 per ons troi.

Terkait pembentukan Indonesian Battery Corporation (IBC), Meilki mengimbau kepada investor untuk lebih melihat ANTM sebagai saham yang berprospek positif untuk jangka panjang. Hal ini karena pasokan bijih nikel yang nantinya akan diolah sebagai komponen katoda untuk membuat baterai kendaraan listrik atawa electric vehicle (EV) hanya akan dipasok oleh ANTM. Dus, pembentukan IBC ini sangat menguntungkan bagi ANTM.

Namun, dirinya juga mengingatkan bahwa target pemerintah untuk membuat ekosistem baterai EV di Indonesia baru akan tercapai di tahun 2025. “Jika ingin melihat dampak pembentukan IBC terhadap fundamental ANTM tentunya belum akan terlihat di tahun ini,” pungkas dia.

Meilki merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 2.800 per saham. Rabu (7/4), harga saham ANTM berada di Rp 2.360 per saham.

Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) merombak direksi, ini susunan lengkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati