KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) tertekan sepanjang semester I-2021. MDKA membukukan pendapatan senilai US$ 135,417 juta, menurun 31,8% dari pendapatan di semester I-2020 yang mencapai US$ 198,81 juta. Alhasil, emiten pertambangan logam mineral ini membukukan laba bersih senilai US$ 5,86 juta, merosot 84,66% dari realisasi laba bersih MDKA di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 38,26 juta. Tertekannya kinerja MDKA ditengarai akibat insiden heap leach pada tambang yang terjadi tahun lalu. Nah, di semester II-2021, kinerja operasional MDKA diharapkan cukup kuat.
Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal dan Andrey Wijaya menyebut, membaiknya kinerja MDKA didukung oleh pemulihan produksi emas seiring perbaikan heap leach pad dengan penerapan desain baru untuk mencegah adanya insiden kembali di masa depan.
Baca Juga: J Resources Asia Pasifik (PSAB) Jajaki Penjualan Aset, MDKA Siap Akuisisi? Prospek MDKA juga dipoles dengan hasil produksi tembaga yang stabil sejak dimulainya operasi di Pit Partolang, dimana eksplorasi lebih lanjut sedang dilakukan di Partolang Barat.
RHB Sekuritas menyebut, volume produksi bulanan emas dan tembaga telah melonjak dua kali lipat di bulan Mei, dan bertahan pada level yang sama hingga akhir kuartal II-2021. Alhasil, Fauzan dan Andrey menyesuaikan proyeksi target volume MDKA tahun ini, dimana produksi emas akan turun 30% secara year-on-year (yoy) dan tembaga akan naik 191% yoy untuk mengimbangi tingkat produksi yang rendah di kuartal I-2021. Di sisi lain, manajemen MDKA berpedoman produksi emas berada di kisaran 100.000-125.000 oz dengan produksi tembaga mencapai 14.000-18.000 ton untuk tahun ini. Sementara itu, harga komoditas logam dunia akan beragam tahun ini. RHB Sekuritas memproyeksi harga emas akan konservatif, yang diperkirakan akan berada di kisaran US$ 1.800 atau menurun 8% yoy sebagai level support hingga akhir tahun. “Proyeksi ini dengan mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang dapat mengurangi daya tarik emas,” terang Fauzan dan Andrey dalam riset yang dipublikasikan Selasa (21/3).
Berbeda 180 derajat, harga tembaga justru akan menarik tahun ini. RHB Sekuritas memperkirakan harga tembaga dapat bertahan pada kisaran US$ 9.000 per ton atau naik 35% yoy. Terpolesnya harga tembaga seiring meningkatnya permintaan di sektor manufaktur dan otomotif Terlepas dari pergerakan harga mineral logam, harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) MDKA akan tetap defensif. Hal ini karena adanya inisiatif lindung nilai (hedging). Sekitar 54.000 oz emas yang diproduksi akan dilindung nilai pada harga US$ 1.900 per oz hingga akhir 2022. Sementara tembaga akan di-hedging di harga US$ 10.000 perton untuk paruh kedua tahun depan. RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham MDKA dengan target harga baru Rp 3.140 dari sebelumnya Rp 2.750.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi