Ditopang Segmen UMKM, Penyaluran Kredit BRI Naik 9,2% YoY Jadi Rp 1.139,08 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) secara konsolidasi berhasil membukukan penyaluran kredit mencapai Rp 1.139,08 triliun pada akhir Desember 2022. Nilai itu tumbuh 9,2% year on year (YoY) dibandingkan posisi 2021 sebesar Rp 1.042,86 triliun. 

"Secara khusus, portofolio kredit Mikro BRI tumbuh double digit sebesar 13,9% yoy. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,74%," ujar Direktur Utama Bank BRI Sunarso secara virtual pada Rabu (8/1)

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2022, BRI telah berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sesuai dengan breakdown atau alokasi yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar Rp 252,38 triliun kepada 6,5 juta debitur. 


Baca Juga: Dirut BRI: Alhamdulillah Untung dan Slamet, Layani 34 Juta Usaha Mikro, Laba Rp51,4 T

“Pada tahun 2023 ini, BRI akan terus berkomitmen untuk menyalurkan KUR sebagai upaya mendorong roda perekonomian grass root serta untuk mendukung penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. BRI telah mendapatkan alokasi penyaluran KUR tahun 2023 dari Pemerintah sebesar Rp 270 triliun dan BRI optimis dapat mencapai target tersebut,” katanya.

Ia menyatakan ini tak lepas dari kemampuan BRI dalam memproses dan mencairkan KUR dengan rata-rata Rp 1 triliun per hari. Terkait dengan KUR, Supari menjabarkan secara gamblang bahwa KUR adalah Kredit Usaha Rakyat, jadi KUR itu adalah Kredit, bukan bantuan atau hibah.

Adapun Rasio NPL BRI secara konsolidasian berada di level 2,67% pada akhir 2022. Disamping itu, BRI menyiapkan pencadangan yang cukup dengan NPL Coverage tercatat sebesar 305,73%, di mana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir tahun 2021 yang sebesar 281,16%. 

 
BBRI Chart by TradingView

Pencadangan yang memadai tersebut merupakan langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi dan suku bunga, serta potensi perlambatan ekonomi. Sedangkan rasio LDR secara konsolidasian yang terjaga di level 87,09% dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,54%. 

“Berdasarkan data statistik di atas, BRI yakin akan terus tumbuh secara sustainable, karena telah memiliki sumber pertumbuhan yang jelas, punya kecukupan modal dan likuiditas serta pengelolaan risiko yang lebih baik. Secara konsisten BRI akan fokus kepada UMKM”, ujar Sunarso menegaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .