Ditopang sektor ritel, Wahana Vinyl Nusantara targetkan keuntungan Rp 500 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wahana Vinyl Nusantara menargetkan bisa mencetak keuntungan Rp 500 miliar di tahun ini. Saat ini, kinerja perusahaan yang sebelumnya bernama PT Wavin Duta Jaya ini masih akan didominasi oleh permintaan dari sektor ritel.

Steven Widjaja, Direktur Utama Wahana Vinyl mengungkapkan dalam memproduksi pipa, pihaknya melayani tiga sektor yakni sektor ritel, swasta, dan pemerintah. Dari ketiga sektor tersebut, menurut Steven, sektor ritel masih memiliki kontribusi yang paling besar terhadap total proyek yang digenggam.

"Kami kuatnya di ritel, bisa mencapai 80%, sisanya proyek swasta dan pemerintah," ungkap Steven di pabrik Wahana Vinyl kawasan Cibitung, Selasa (27/2).


Pada tahun ini, perusahaan yang kini menggunakan brand Rucika akan tetap fokus pada pengembangan produk fitting dan pipa untuk sektor ritel lantaran potensi pasar yang sangat luas untuk produk tersebut.

Tak hanya itu, awal tahun ini Wahana Vinyl juga baru meluncurkan produk baru bernama Rucika Exoplast, yakni pipa PVC dengan ketebalan dinding tipis, namun bisa menahan kekuatan yang sangat besar.

Menurut Steven, nantinya produk tersebut akan ditawarkan kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang tersebar di seluruh Indonesia untuk keperluan pipa transmisi.

Sayangnya, Steven masih enggan menyebut nilai investasi yang bakal dibenamkan oleh perusahaan untuk melakukan ekspansi. "Karena kami belum mendapat data-data dari beberapa pabrik yang ada di bawah Wahana Vinly ini. Mungkin dalam satu atau dua minggu ini bisa kami share," ujarnya.

Wahana Vinyl selama ini menggarap pasar di seluruh Indonesia. Kendati begitu, sebagian besar atau 60% nya masih didominasi dari pasar di Pulau Jawa.  Untuk pengiriman produk hingga Papua, kata Steven dilakukan dari pabrik Wahana Vinyl yang ada di Jawa Timur.

Steven mengklaim, selama ini market share Wahana Vinyl mencapai 50%.

Hingga kini, perusahaan yang berdiri pada tahun 1973 tersebut belum memiliki rencana untuk membangun pabrik di daerah Timur Indonesia. Namun karena biaya logistik yang cukup tinggi, hal itu bakal menjadi pertimbangan perusahaan.

"Kami akan selalu mempertimbangkan logistik cost, jadi tidak menutup kemungkinan, ke depan kita bikin pabrik yang dekat pasar," tandas Steven.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi