NEW YORK. New Delhi Television Limited (NDTV) menggugat lembaga rating Nielsen Co. atas tuduhan memanipulasi rating siaran. Dalam gugatan yang didaftarkan di Pengadilan New York itu, NDTV menuntut ganti rugi miliaran dollar Amerika Serikat.Jaringan televisi terbesar dan tertua di India itu menuduh Nielsen telah melanggar Undang-Undang Praktik Korupsi Asing dengan memanipulasi data penonton televisi. Menurut NDTV, praktik manipulasi telah merajalela dan berlangsung selama delapan tahun. Dalam gugatannya, NDTV menyoroti Television Audience Measurement (TAM), perusahaan patungan Nielsen dengan Kantar Media Research. Awalnya Nielsen dan Kantar bersaing namun kemudian memutuskan bekerjasama dan memonopoli pasar data pemirsa televisi di India. "Alasan gugatan ini karena data dapat dengan mudah dimanipulasi di India adalah karena penolakan terus-menerus dari Nielsen dan Kantar untuk menyediakan dana yang memadai bagi TAM untuk meningkatkan ukuran sampel dan berinvestasi dalam sistem / kualitas / prosedur keamanan," bunyi gugatan tersebut.NDTV mengatakan, data tingkat penonton hanya berdasarkan sampel yang sangat sedikit. Hanya sebesar 8.000 rumah tangga. Akibat sampel yang sangat minim ini, NDTV mengatakan, korupsi di India berkembang karena politisi juga memiliki jaringan televisi berbayar. Ini lantaran, data alat pengukur jumlah penonton, PeopleMeters, ternyata dipasang di rumah para politisi dan pejabat pemerintah.Executive Vice Chairperson NDTV Narayan Rao mengungkapkan, alat ukur itu bisa diotak-atik. Dalam suatu penyelidikan, alat ukur itu menunjukkan ada 10 penonton tetapi setelah diselidiki ternyata tidak ada satu pun orang yang menonton televisi dalam suatu rumah.NDTV sudah memperingatkan hal sebelumnya. Pemimpin utama Nielsen juga sudah berjanji melakukan perubahan saat berbagai bukti pada awal tahun dipaparkan. Namun, NDTV mengatakan janji-janji Nielsen untuk memperbesar sampel hingga 30.000 rumah tangga ternyata palsu.Jika tuduhan ini terbukti maka akan membawa dampak serius. Sebab, NDTV menuntut ganti rugi sebesar US$ 810 juta atas penipuan, US$ 580 juta untuk kelalaian dan ratusan juta lain untuk ganti rugi atas tindakan pelanggaran kewajiban fidusia. Selain itu, NDTV minta petinggi Nielsen diusir dari India.Nielsen merupakan perusahaan global yang telah beroperasi di lebih dari 100 negara. Perusahaan yang telah berdiri 1923 menghasilkan laba sebesar US$ 5 miliar per tahun.
Dituduh manipulasi data penonton, Nielsen digugat
NEW YORK. New Delhi Television Limited (NDTV) menggugat lembaga rating Nielsen Co. atas tuduhan memanipulasi rating siaran. Dalam gugatan yang didaftarkan di Pengadilan New York itu, NDTV menuntut ganti rugi miliaran dollar Amerika Serikat.Jaringan televisi terbesar dan tertua di India itu menuduh Nielsen telah melanggar Undang-Undang Praktik Korupsi Asing dengan memanipulasi data penonton televisi. Menurut NDTV, praktik manipulasi telah merajalela dan berlangsung selama delapan tahun. Dalam gugatannya, NDTV menyoroti Television Audience Measurement (TAM), perusahaan patungan Nielsen dengan Kantar Media Research. Awalnya Nielsen dan Kantar bersaing namun kemudian memutuskan bekerjasama dan memonopoli pasar data pemirsa televisi di India. "Alasan gugatan ini karena data dapat dengan mudah dimanipulasi di India adalah karena penolakan terus-menerus dari Nielsen dan Kantar untuk menyediakan dana yang memadai bagi TAM untuk meningkatkan ukuran sampel dan berinvestasi dalam sistem / kualitas / prosedur keamanan," bunyi gugatan tersebut.NDTV mengatakan, data tingkat penonton hanya berdasarkan sampel yang sangat sedikit. Hanya sebesar 8.000 rumah tangga. Akibat sampel yang sangat minim ini, NDTV mengatakan, korupsi di India berkembang karena politisi juga memiliki jaringan televisi berbayar. Ini lantaran, data alat pengukur jumlah penonton, PeopleMeters, ternyata dipasang di rumah para politisi dan pejabat pemerintah.Executive Vice Chairperson NDTV Narayan Rao mengungkapkan, alat ukur itu bisa diotak-atik. Dalam suatu penyelidikan, alat ukur itu menunjukkan ada 10 penonton tetapi setelah diselidiki ternyata tidak ada satu pun orang yang menonton televisi dalam suatu rumah.NDTV sudah memperingatkan hal sebelumnya. Pemimpin utama Nielsen juga sudah berjanji melakukan perubahan saat berbagai bukti pada awal tahun dipaparkan. Namun, NDTV mengatakan janji-janji Nielsen untuk memperbesar sampel hingga 30.000 rumah tangga ternyata palsu.Jika tuduhan ini terbukti maka akan membawa dampak serius. Sebab, NDTV menuntut ganti rugi sebesar US$ 810 juta atas penipuan, US$ 580 juta untuk kelalaian dan ratusan juta lain untuk ganti rugi atas tindakan pelanggaran kewajiban fidusia. Selain itu, NDTV minta petinggi Nielsen diusir dari India.Nielsen merupakan perusahaan global yang telah beroperasi di lebih dari 100 negara. Perusahaan yang telah berdiri 1923 menghasilkan laba sebesar US$ 5 miliar per tahun.