MOMSMONEY.ID - Ternyata jenis kampanye yang menentukan elektabilitas di kalangan mahasiswa dan anak muda adalah debat Capres-Cawapres! Temuan ini diungkapkan oleh Praxis dan Election Corner UGM sebagai hasil survei kuantitatif kepada 1.001 mahasiswa berusia 16-25 tahun. Hasilnya kemudian didiskusikan dalam sebuah forum yang melibatkan empat akademisi dan mahasiswa perwakilan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Mulawarman (Unmul), dan Universitas Nusa Cendana (Undana).
Baca Juga: Khasiat Manggis untuk Kesehatan, Bisa Mengontrol Gula Darah Survei tersebut menunjukkan bahwa anak muda (66,93%) cenderung suka menonton debat Capres-Cawapres. Baru setelah itu jenis kampanye yang disukai mahasiswa adalah seminar dan edukasi bagi pemilih (44,16%). Temuan ini mengindikasikan bahwa pemilih muda memiliki kesadaran politik yang tinggi. Mereka cenderung akan melihat dimensi kapasitas kandidat, program kandidat serta kualitas performa kandidat dalam debat dibandingkan dengan sesuatu yang sifatnya pragmatis, seperti sosok fisik kandidat dan lainnya. Dalam konteks ini, kandidat semakin menyadari bahwa debat politik bukan hanya sekadar forum diskusi kebijakan, tetapi juga merupakan kesempatan untuk menggaet suara pemilih muda yang mencari pemimpin yang tidak hanya memiliki performa, tetapi juga memberikan tawaran gagasan yang substansial. Oleh karena itu, penting bagi calon-calon untuk memahami dinamika pemilih muda, menyesuaikan strategi kampanye mereka, dan memanfaatkan debat politik sebagai alat utama dalam membangun kredibilitas dan dukungan. Semisal, salah satu kandidat pasangan Prabowo-Gibran yang hingga saat ini persentase elektabilitasnya stagnan sejak November 2023. Lebih jauh, debat politik ini tidak hanya yang difasilitasi oleh KPU, tetapi juga ruang debat yang dibuat secara mandiri oleh masing-masing capres atau cawapres.
Baca Juga: Biar Hoki Terus, Siapkan 6 Makanan Pembawa Hoki Saat Imlek Berikut Ini Pada titik ini perlu dicermati bahwa kesadaran programatik pemilih muda perlu disertai dengan pemahaman mendalam mengenai tata kelola dan representasi politik.Temuan ini menciptakan tantangan bagi para kandidat untuk tidak hanya menonjolkan program-program unggulannya, tetapi juga memberikan keyakinan terkait komitmen terhadap tata kelola yang baik dan representasi yang inklusif. Representasi politik yang diinginkan oleh anak muda pada calon presiden dan calon wakil presiden terpilih antara lain kejujuran dan integritas, berpikir kritis dan memiliki kemampuan memecahkan masalah, serta memiliki visi dan rencana masa depan yang jelas. Oleh karena itu, penting bagi para kandidat untuk menggagas pendekatan yang holistik, membangun kesadaran politik yang berkelanjutan, dan merumuskan strategi yang mampu mengatasi kesenjangan pemahaman antara dimensi programatik dan aspek tata kelola politik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Benedicta Alvinta