KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,22% menjadi Rp 14.674 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (28/4). Alhasil, dalam sepekan, rupiah menguat signifikan 2,01%.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, penguatan rupiah didukung oleh faktor eksternal. Sentimen negatif atas kerugian dari Bank First Republik masih menyisakan kekhawatiran terhadap kesehatan perbankan di AS.

Meskipun begitu, kekhawatiran tersebut sedikit terobati dengan membaiknya laporan pendapatan kuartal I-2023 perusahaan raksasa teknologi seperti Google, Microsoft, Meta, dan Amazon.

"Penguatan rupiah juga didukung oleh penurunan imbal hasil AS serta laporan pendapatan bruto yang turun yang mendukung spekulasi resesi teknis AS ke depan," kata Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (28/4).

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 14.674 Per Dolar AS, Terbaik Sejak Agustus 2022

Bernada serupa, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat, para pelaku pasar masih mencemaskan kesehatan sistem perbankan AS. Selain itu, The Fed diperkirakan akan mengakhiri pengetatan moneter yang agresif karena pertumbuhan ekonomi negara yang tersendat.

Contoh terbaru dari perlambatan AS datang dengan rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 pada Kamis (27/4). Produk domestik bruto riil di ekonomi terbesar dunia tersebut hanya naik sebesar 1,1% year on year (YoY) selama periode Januari-Maret 2023, melambat dari 2,6% pada tiga bulan terakhir tahun 2022.

"Federal Reserve secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga 25 bps lagi pekan depan dan kemudian berhenti pada kenaikan lebih lanjut di bulan Juni," ucap Ibrahim.

Dari internal, persaingan Capres 2024 antara Ganjar Pranowo selaku kader PDIP dan Prabowo Subianto yang digadang-gadang bakal menjadi saingan maupun calon wakil presiden mendampingi Ganjar membuat pasar bergairah.

Gejolak ini membawa warna tersendiri bagi pergerakan mata uang rupiah, terbukti dengan derasnya aliran dana asing masuk ke pasar finansial Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari