KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah merilis hasil kinerja hingga September 2022, saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menutup perdagangan Senin (31/12), dengan flat di level Rp 276 per saham. 

Berdasarkan data RTI, BUKA mengawali perdagangan dengan menguat ke level Rp 282. Titik itu menjadi level tertinggi saham teknologi sepanjang perdagangan hari ini. 

Adapun saham BUKA diperdagangkan sebanyak 114,89 juta saham dengan nilai transaksinya mencapai Rp 40,09 miliar. Kapitalisasi pasar BUKA mencapai Rp 28,45 triliun. 

BPJS Kesehatan Sabet Penghargaan Pada Ajang The 10th Annual SPEx2®

Baca Juga: Kuartal III 2022, Buka Lapak (BUKA) Bukukan Laba Rp 3,62 Triliun

Analis Sinarmas Sekuritas Mayang Anggita menganalisis secara teknikal BUKA tutup di bawah MA50 di posisi Rp 280. BUKA berpotensi menghadapi uji support MA10 dan MA20 di Rp 270-Rp 265. 

"Area tersebut menjadi kritikal level bagi saham BUKA, sebelum melanjutkan pelemahan menuju support previous low Rp 248-Rp 242," papar Mayang kepada Kontan.co.id, Senin (31/10). 

Sementara itu, lanjut Mayang, resistance terdekat BUKA berada pada upper wedge Rp 286 sampai dengan titik previous high di Rp 292. Secara teknikal dia merekomendasikan wait and see pada saham teknologi ini. 

Baca Juga: TPV Bukalapak.com (BUKA) Tumbuh 32% Jadi Rp 41,3 Triliun di Kuartal III-2022

Analis MNC Sekuritas Herditya mencermati pergerakan BUKA masih didominasi oleh tekanan jual dan berada di MA60. Adapun saham e-commerce ini akan menguji support di Rp 242 dan resistance Rp 292. 

"Selama BUKA belum mampu break dari resistance, maka diperkirakan saat ini posisi BUKA sedang berada di fase downtrend," kata Herditya.

Hal ini juga terlihat dari pergerakan stochastic yang sudah menunjukkan tanda-tanda koreksi meskipun MACD masih berada di area positif. Herditya merekomendasikan buy on weakness pada saham BUKA. 

Adapun Bukalapak telah merilis laporan kinerja sepanjang Januari-September September 2022. Emiten berkode BUKA ini mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 2,58 triliun dengan laba bersih Rp 3,62 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News