KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kurang bertenaga pada perdagangan hari ini. Selasa (5/10), IHSG ditutup melemah 54,637 poin atau 0,86% ke level 6.288,049. Analis MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan mengatakan, pelemahan IHSG sejalan dengan koreksi Wall Street pada sesi sebelumnya. Bursa saham global memang tertekan oleh kenaikan
yield US Treasury dan keputusan pemerintah untuk mempertahankan kebijakan tarif impor China.
Kabar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memperketat kebijakan moneternya lebih awal berdasarkan indikator makro AS juga menjadi perhatian bagi investor. Seperti yang diketahui, pemerintah AS telah merilis data Factory Orders pada Agustus 2021 yang naik 1,2%
month on month (MoM) dari level 0,7% pada Juli 2021. Di sisi lain, kekhawatiran investor mengenai plafon utang, kebijakan pajak, dan inflasi yang tinggi di Negeri Paman Sam yang disebabkan oleh keterbatasan pasokan juga menjadi faktor pemberat bursa saham global.
Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia melemah terseret kekhawatiran inflasi tinggi Untuk perdagangan besok (6/10), Rifqi memperkirakan IHSG masih akan melanjutkan koreksi. "Kami memberikan pandangan bahwa, IHSG masih diperkirakan melanjutkan koreksi, untuk menguji area 6.250-6.275, suport 6.180, resisten 6.340," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (5/10). Adapun isu yang berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG ke depan adalah rilis data-data makro seperti penjualan ritel untuk zona Eropa,
guidance mengenai kebijakan moneter AS yang diberikan oleh Federal Reserve Bank of Atlanta President Raphael Bostic. Selain itu, ada juga sentimen memanasnya hubungan China dan AS pasca keputusan pemerintah AS untuk mempertahankan kebijakan tarif impor China juga bisa kembali jadi pemberat. Senada, Analis Indo Premier Sekuritas Mino bilang, pelemahan IHSG juga terjadi karena aksi ambil untung yang dilakukan investor.
Baca Juga: IHSG turun 0,86% pada Selasa (5/10) meski net buy asing mencapai Rp 1,58 triliun Namun, Mino memproyeksikan IHSG akan menguat pada perdagangan besok. Sentimen pendorongnya datang dari dalam negeri yakni PPKM yang kembali diperlonggar, tren penurunan kasus Covid-19, dan terus berlangsungnya program vaksinasi. Di sisi lain, harga komoditas juga berpeluang melanjutkan kenaikan bisa jadi angin segar. "Untuk besok IHSG diprediksi akan menguat dengan support 6.255 dan resistance 6.315," pungkas Mino kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari