KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah pada hari ini. Mengutip
Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,34% ke level Rp 16.155 per dolar AS pada Kamis (18/7). Sedangkan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah juga melemah 0,19% ke Rp 16.160 per dolar AS pada hari ini. Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, para pejabat Bank Sentral AS (Federal Reserve) mengatakan bahwa waktu pemangkasan suku bunga akan lebih dekat, mengingat inflasi yang membaik dan pasar tenaga kerja cukup positif.
Meski begitu, menurutnya ancaman pembatasan AS terhadap China meningkatkan kekhawatiran atas perang dagang baru antar-negara. Komentar baru-baru ini oleh calon presiden dari Partai Republik Donald Trump mengenai belanja pertahanan AS di Taiwan juga membuat sentimen kekhawatiran terhadap pasar regional. Langkah tersebut, Ibrahim bilang, dapat mewakili upaya berkelanjutan pemerintahan Biden untuk memutus akses China terhadap kemajuan dalam kecerdasan buatan terhadap teknologi dan industri pembuatan chip.
Baca Juga: Paling Lemah di Asia, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.155 Per Dolar AS Hari Ini “Hal ini juga bisa memicu tindakan pembalasan yang keras dari Beijing, sehingga memicu perang dagang baru antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia," kata Ibrahim dalam riset, Kamis (18/7). Laporan itu muncul ketika China juga menghadapi kekhawatiran atas melambatnya pemulihan ekonomi, terutama setelah data produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Lebih lanjut, Ibrahim mengatakan sentimen dari dalam negeri yakni, Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 mampu berada dalam rentang 4,7% hingga 5,5% berkat kinerja perekonomian domestik. “Ditambah, konsumsi rumah tangga dan investasi mendorong kinerja produk domestik bruto (PDB) kuartal II/2024, serta pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV juga diperkirakan akan tetap baik,” imbuhnya. Berkat faktor-faktor tersebut, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.140 - Rp16.200 per dolar AS pada perdagangan Jumat (19/7). Selaras dengan hal ini, Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, dolar bergerak menguat terhadap rupiah pada Rabu (17/7), di tengah kabar pelantikan Wakil Menteri Keuangan yang akan mendampingi Sri Mulyani hingga periode berakhir.
Baca Juga: Kurs Rupiah Turut Melemah Karena Kabar Dalam Negeri Ini Nanang menilai, penguatan rupiah tidak
bertahan lama. Hal ini lantaran sejak awal perdagangan, rupiah gagal memanfaatkan momentum kenaikan dari pamor aset
emerging market sehingga bergerak melemah. Selain itu, dia mengatakan bahwa banyak kalangan dalam negeri berharap adanya kebijakan positif dari Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono. Sebagaimana kita ketahui Thomas merupakan politikus dari partai Presiden Terpilih Prabowo.
Sementara itu, faktor eksternal yang membuat rupiah menurun datang dari adanya aksi
short covering dari dolar terhadap rivalitas utama dan berdampak pada kinerja mata uang Asia di sesi penutupan. “Kendati potensi pelemahan dolar nantinya, bisa kembali terjadi seiring dengan makin dekatnya keputusan
cut rate oleh The Fed di September mendatang,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Kamis (18/7). Nanang pun memprediksi, rupiah akan berada dalam kisaran Rp 16.150 - Rp 16.250 pada Jumat (19/7), di mana outlook negatif untuk pergerakan rupiah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari