Ditutup Menguat Terbatas, Simak Proyeksi Rupiah Besok Rabu (10/7)



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah ditutup menguat terbatas pada perdagangan Selasa (9/7). Minimnya pergerakan mata uang garuda sejalan dengan antisipasi pelaku pasar terhadap sikap The Fed.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/7), rupiah spot menguat tipis 0,04% ke level Rp 16.251 per dolar Amerika Serikat (AS). Sejalan dengan pergerakan di pasar spot, rupiah Jisdor menguat tipis 0,09% ke level Rp 16.281 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mencermati, rupiah menguat terbatas hari ini menjelang testimoni dari Ketua The Fed, Jerome Powell nanti malam. Sebelumnya, dot plot menunjukkan bahwa Bank Sentral AS hanya melihat satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini dan empat kali penurunan pada tahun 2025.


“Sebagian besar mata uang Asia cenderung bergerak di dalam kisaran yang sempit akibat investor yang masih wait and see,” ungkap Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (9/7).

Baca Juga: Berbalik Arah, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 16.251 Per Dolar AS Pada Hari Ini

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, data yang lemah di pasar tenaga kerja membuat para pedagang bertaruh bahwa Powell akan memberikan pernyataan dovish selama dua hari kesaksiannya di hadapan Kongres. Namun demikian, Powell menyatakan bahwa The Fed masih masih memerlukan kepercayaan lebih untuk mulai menurunkan suku bunga.

“Selain Powell, pejabat Fed lainnya juga akan memberikan pidatonya minggu ini. Data utama inflasi indeks harga konsumen juga tersedia, dan kemungkinan besar akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga The Fed,” ujar Ibrahim dalam risetnya, Selasa (9/7).

Dari Asia, Ibrahim melanjutkan, pergerakan rupiah dipengaruhi saham-saham Tiongkok sebagian besar tertinggal dari rekan-rekan mereka sepanjang bulan Juni karena optimisme terhadap pemulihan ekonomi di negara tersebut semakin tipis di tengah pembacaan perekonomian yang tidak terlalu signifikan.

Sentimen terhadap Tiongkok pun tetap tegang setelah Uni Eropa memberlakukan tarif tinggi terhadap impor kendaraan listrik Tiongkok. Pasar mengamati adanya pembalasan dari Beijing, terutama ketika para pejabat mengisyaratkan kemungkinan perang dagang mengenai tarif.

Selain itu, Ibrahim menilai, penguatan rupiah juga dibatasi sentimen domestik seiring adanya proyeksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan melebar menjadi 2,7% dari produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp609,7 triliun pada akhir 2024.

Dengan berbagai faktor tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah bakal bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang  Rp 16.270 per dolar AS - Rp16.330 per dolar AS pada Rabu (10/7).

Sementara, Josua melihat rupiah berpotensi menguat terbatas pada perdagangan hari Rabu, (10/7) pasca pernyataan Jerome Powell. Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 16.200 per dolar AS – Rp 16.300 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih