KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) melakukan diversifikasi usaha ke bidang jasa pertambangan. Langkah ini dilakukan mengekor tren kenaikan harga komoditas tambang. Bambang Suyitno, Investor Relation PPRE mengatakan, secara mikro PPRE telah memiliki sebagian besar alat berat yang dibutuhkan dalam jasa pertambangan seperti exacator, bulldozer dan dumptruck. Emiten berkode saham PPRE ini menargetkan jasa pertambangan dapat berkontribusi 10 % - 15% terhadap kinerja pendapatan, sementara tahun depan PPRE menargetkan jasa pertambangan dapat berkontribusi 18%-20%.
PPRE telah menjalankan kontrak
coal hauling dari PT Sriwajaya bara Logistic dengan nilai kontrak Rp 1,5 triliun pada tahun lalu. Sementara sepanjang tahun ini, kontrak
coal hauling didapat dari PT Barasentosa Lestari dengan nilai Rp 1 triliun dan PT Triaryani senilai Rp 1 triliun. Selain
coal hauling, PPRE memperluas ruang lingkup jasa pertambangan menjadi terintegrasi dengan dikerjakannya skup pekerjaan
overburden removal. Kontrak tersebut didapat dari PT Sumber Daya Hutama dengan nilai Rp 427 miliar. Sebagai informasi, sepanjang tahun hingga kuartal ketiga tahun ini kontrak baru PPRE bertambah Rp 900 miliar. Sebagian besar kontrak didapat dari Terminal 3 - section 1 (runway) bandara Soetta, Gempol - Pasuruan Toll Road, Serang - Panimbang Toll Road (interchange), jalan akses patimbang port, serta pekerjaan formwork pada grand dharmahusada lagoon surabaya & apartment Begawan Malang. Artinya, sepanjang tahun ini hingga kuartal III 2018 PPRE telah mengantongi dana Rp 4 Ttriliun dari kontrak baru. “Kami optimis di sisa tahun ini, PPRE bisa mencapai target yang telah ditetapkan untuk kontrak baru,” kata Bambang. PPRE menargetkan hingga akhir tahun bisa mengantongi kontrak Rp 7,5 triliun. Dalam risetnya, Artha Sekuritas melihat bahwa PPRE akan menjadi salah satu perusahaan kontruksi milik BUMN yang akan berkembang. Apalagi PPRE melakukan diverfikasi ke industri jasa pertambangan untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan.
Artha sekuritas memprediksi pendapatan PPRE pada tahun 2018 hingga 2019 akan mencapai Rp 2,89 triliun dan Rp 3,96 tiriliun. Diverfikasi untuk layanan penambangan batubara diperkirakan akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi, di tengah melambatnya belanja infrastruktur pemerintah. Artha Sekuritas menyebutkan PPRE mendapatkan kontrak Rp 3,1 triliun yang juga disumbangkan dari kontrak baru jasa penambangan. Pendapatan dari layanan penambangan diperkirakan akan berulang dan akan mendorong untuk diversifikasi aliran pendapatan dan memperkuat pertumbuhan laba perusahaan di masa depan. Bisnis jasa penambangan diperkirakan berkontribusi 14,8% hingga 2018. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Narita Indrastiti