KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi industri pembiayaan atau multifinance, sumber pendanaan menjadi salah satu strategi yang perlu diperhatikan dalam kondisi suku bunga saat ini. Paling tidak, diversifikasi pendanaan praktis perlu dibutuhkan. Selama ini, sumber pendanaan yang paling banyak digunakan oleh perusahaan multifinance kalau tidak berasal dari perbankan, juga mengandalkan pendanaan dengan menerbitkan obligasi. Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengungkapkan bahwa di tengah tren suku bunga yang sudah melandai tetapi ada kemungkinan naik lagi, bisa dimanfaatkan oleh para pemain multifinance untuk masuk ke pasar modal dengan menerbitkan obligasi.
Hal tersebut juga sudah tercermin dari data Pefindo yang mencatat sudah ada 7 multifinance yang listing untuk menerbitkan obligasi per 31 Januari 2023. Nilai dari obligasi tersebut mencapai Rp 6,7 triliun.
Baca Juga: OJK: Kebijakan IKNB Tahun Ini Fokus Benahi Industri Bermasalah “Membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan multifinance untuk kembali masuk ke pasar obligasi atau sukuk untuk juga mengembangkan bisnis pembiayaannya,” ujar Dito Menurutnya, masuknya perusahaan multifinance ke obligasi memang sejalan dengan pemulihan ekonomi yang saat ini sedang berlangsung. Sehingga, peluang pertumbuhan pembiayaan akan lebih tinggi. Adapun, salah satu perusahaan multifinance yang sudah berencana menerbitkan obligasi di tahun ini adalah Adira Finance. Di mana, perusahaan akan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tahap baru dengan proyeksi total Rp 10 triliun, dengan rincian obligasi konvensional Rp 9 triliun dan sukuk Rp 1 triliun. Hanya saja, tak disebutkan ada berapa tahap PUB tersebut yang dilakukan pada tahun ini. Direktur Keuangan Adira Finance Sylvanus Gani hanya bilang kemungkinan ada dua obligasi yang diterbitkan tahun ini. “Mungkin kami di April,” ujarnya. Gani menjelaskan, penerbitan obligasi lebih cocok dengan tenor saat ini, ditambah rating kredit Adira Finance yang dinilai tinggi.
Baca Juga: Digitalisasi Layanan Multifinance Berkontribusi Positif Bagi Konsumen dan Perusahaan “Obligasi seri 1-3-5, itu orang beli mobil kan sekitar 5 tahun, ini bisa lebih
matching. Di sisi manajemen risiko pendanaan lebih bagus,” imbuhnya. Sementara itu, Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengungkapkan bahwa pihaknya telah melihat ada kemungkinan untuk menerbitkan obligasi. Hanya saja, penerbitan tersebut belum akan dilakukan tahun ini. Alasannya, pendanaan tahun ini dari perbankan, di mana 70% berasal dari Bank Panin masih mencukupi untuk memberikan pembiayaan yang tahun ini ditargetkan mencapai Rp 9 triliun.
“Target 2024 ada Rp 12 triliun. Kami coba masuk pasar obligasi lagi di tahun itu,” ujarnya. Direktur Mandala Finance Cristel Lasmana juga mengindikasikan, ada rencana penerbitan obligasi di tahun ini. Namun, ia belum mau menyebutkan kapan dan berapa obligasi tersebut terbit. “Untuk mendukung penyaluran pembiayaan dengan komposisi
funding yang kami rencanakan di tahun ini, kami akan merencanakan penerbitan obligasi di saat yang tepat,” pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari