Teori keunggulan komparatif David Ricardo menyatakan, suatu negara akan mendapatkan keuntungan lebih besar dalam perdagangan internasional bila melakukan spesialisasi pada produk ekspor yang memiliki keunggulan dibandingkan negara lain. Namun, Haussman dan Rodik menemukan, diversifikasi produk justru lebih berperan dalam menciptakan perekonomian yang lebih resilient. Lebih jauh, negara yang cenderung diversifikasi produknya rendah dan mengandalkan ekspor komoditas akan lebih beresiko mengalami export volatility. Indonesia termasuk negara dengan tingkat diversifikasi produk ekspor rendah dan sangat bergantung pada ekspor komoditas. Pada era tahun 1980-1990, tercatat ekspor utama Indonesia adalah bahan bakar minyak (BBM), gas dan kayu olahan. Sedikit perubahan terjadi pada tahun 2000 dengan masuknya pakaian jadi sebagai salah satu ekspor utama Indonesia selain hasil tambang minyak dan gas. Satu dekade kemudian, keranjang ekspor Indonesia masih dikuasai barang mentah, meskipun komoditas beralih ke batubara dan sawit. Terakhir, tahun 2017, juga masih menunjukkan pola sama. Besarnya peran ekspor komoditas Indonesia disebabkan karena peran harga komoditas yang booming pada tahun 2011-2013.
Diversifikasi produk ekspor minim
Teori keunggulan komparatif David Ricardo menyatakan, suatu negara akan mendapatkan keuntungan lebih besar dalam perdagangan internasional bila melakukan spesialisasi pada produk ekspor yang memiliki keunggulan dibandingkan negara lain. Namun, Haussman dan Rodik menemukan, diversifikasi produk justru lebih berperan dalam menciptakan perekonomian yang lebih resilient. Lebih jauh, negara yang cenderung diversifikasi produknya rendah dan mengandalkan ekspor komoditas akan lebih beresiko mengalami export volatility. Indonesia termasuk negara dengan tingkat diversifikasi produk ekspor rendah dan sangat bergantung pada ekspor komoditas. Pada era tahun 1980-1990, tercatat ekspor utama Indonesia adalah bahan bakar minyak (BBM), gas dan kayu olahan. Sedikit perubahan terjadi pada tahun 2000 dengan masuknya pakaian jadi sebagai salah satu ekspor utama Indonesia selain hasil tambang minyak dan gas. Satu dekade kemudian, keranjang ekspor Indonesia masih dikuasai barang mentah, meskipun komoditas beralih ke batubara dan sawit. Terakhir, tahun 2017, juga masih menunjukkan pola sama. Besarnya peran ekspor komoditas Indonesia disebabkan karena peran harga komoditas yang booming pada tahun 2011-2013.