KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2024 menyajikan tantangan ke sejumlah emiten kakap, seperti PT Astra International Tbk (
ASII). Salah satu emiten
big caps ini mencatat penurunan kinerja di kuartal I-2024. Melansir laporan keuangan di Bursa Efek Indonesai (BEI), (30/4), ASII mencatat penurunan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk di kuartal I-2024 sebesar 14,3% menjadi Rp 7,46 triliun, Di periode serupa tahun 2023, laba ASII tercatat Rp 8,71 triliun. Penurunan ini imbas dari merosotnya kinerja ASII di periode serupa. Selama kuartal I-2024, ASII mencatatkan penurunan pendapatan 2,1% menjadi Rp 81,2 triliun ketimbang laba periode serupa 2023 sebesar Rp 82,9 triliun.
Baca Juga: Astra International (ASII) Kantongi Laba Rp 7,5 Triliun pada Kuartal I 2024 Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro menjelaskan, penurunan kinerja Astra imbas dari kondisi ekonomi yang melemah di periode tersebut. Sentimen lain, berasal dari penurunan harga komoditas seperti batubara.
"Penurunan kinerja ini merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan serta grup otomotif," jelas Djony di keterangan resmi, Selasa (30/4). Djony mencatat, pada kurtal I-2024 ini laba bersih grup otomotif menurun 9% menjadi Rp 2,8 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yaitu Rp 3 triliun. Menurutnya hal itu merefleksikan penurunan volume penjualan. "Penjualan mobil Astra menurun 20% menjadi 120.000 unit. Sementara pangsa pasar meningkat dari 53% menjadi 56%," ucapnya.
Baca Juga: Astra International (ASII) Bagi Dividen Jumbo Tahun 2023, Cek Jadwalnya Terlepas dari tantangan tersebut, Djony menjelaskan, pihaknya tetap optimistis terhadap laju ekonomi domestik dan kinerja Astra. Terlebih menurutnya, ASII memiliki neraca keuangan kuat dan diversifikasi portofolio bisnis yang baik. Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat sudah memperkirakan penurunan kinerja Astra tersebut. Mengingat penjualan otomotif sudah menurun di awal 2024. Gaikindo mencatat, penjualan mobil domestik turun 24% secara tahunan menjadi 215.000 unit di kuartal I-2024. Namun segmen otomotif menurut Teguh hanya berkontribusi 30% dari total pendapatan ASII. Kontribusi terbesar ada pada PT United Tractors Tbk (UNTR) yang masih tumbuh.
Baca Juga: BMRI dan BBCA Terbesar, Asing Banyak Mengoleksi Saham Ini di Awal Pekan Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menyarankan, ASII melakukan diversifikasi usaha. Kebetulan, ASII tengah mengoptimalkan bisnis di kendaraan listrik. Alhasil, baik Nico Demus dan Teguh rekomendasi
buy di target harga Rp 6.000. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli