Diversifikasi usaha, Mitrabahtera Segara (MBSS) lirik peluang pengangkutan migas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) sedang mengkaji potensi beberapa komoditas sebagai upaya perusahaan mendiversifikasi usahanya, beberapa diantaranya adalah minyak dan gas. Mengenai diversifikasi, emiten ini sudah merencanakan peluang tersebut sejak tahun lalu, tetapi perusahaan masih mengkajinya hingga sekarang. 

"Kami masih melihat peluang investasi yang ada, khususnya kontrak jangka panjang. Perusahaan juga terbuka dengan komoditas selain batubara," ujar Wakil Direktur MBSS Lucas Djunaidi kepada Kontan.co.id, Senin (5/8).

Baca Juga: Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) kerja keras raih laba, begini rekomendasi analis


Lucas juga menggarisbawahi sampai saat ini kontribusi terbesar pendapatan usaha masih berasal dari jasa pengangkutan batubara. Sebab, perusahaan belum mengangkut komoditas lain. 

Sebelumnya, Kontan.co.id memberitakan emiten ini telah melakukan diversifikasi ke komoditas timah dan minyak. Namun, Lucas menekankan bahwa MBSS masih mengkaji potensi tersebut.

Mitrabahtera Segara juga belum ada menekan kontrak baru. Pada Mei 2019 lalu, perusahaan ini menandatangani kerjasama dengan PT Cotrans Asia senilai US$ 30 juta. Lucas menyatakan jika sudah ada, perusahaan akan menginformasikannya melalui keterbukaan informasi.

Baca Juga: Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) optimis raup peningkatan pendapatan 15%-20%

Berdasarkan laporan keuangan semester I-2019 MBSS, emiten ini mencatatkan kenaikan pendapatan 24,26% menjadi US$ 40,21 juta dari US$ 32,36 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan usaha MBSS berasal dari jasa pengangkutan dan konsultasi.

MBSS juga tak lagi merugi di semester pertama 2019. Perusahaan ini meraup laba US$ 728.140, sedangkan paruh pertama 2018 rugi sebanyak US$ 8,94 juta.

Sementara itu, pada semester I 2019, jumlah kapal tunda (tugboat) Mitrabahtera Sejahtera mencapai 85 unit, kapal tongkang (barge)sebanyak 70 unit, dan floating crane ada empat unit. 

Vice President Research Artha Sekuritas Frederick Rasali mengatakan secara fundamental emiten pelayaran masih sulit karena sisi permintaan yang belum pulih. Terutama bagi perusahaan kapal yang fokus pada Offshore Supply Vessel (OSV). Jasa kapal tongkang atau barge juga masih terbatas karena harga sektor batubara masih tertekan. 

"Emiten pelayaran yang mengalami keuntungan didorong dari peningkatan utilisasi kapal, harga kontrak per DWT, dan juga efisiensi biaya perusahaan," ujar Frederick kepada Kontan.co.id, Senin (5/8).

Selain itu, meski emiten pelayaran melakukan diversifikasi usaha, belum tentu investor akan mempertimbangkannya. Sebab, emiten pelayaran bergantung dari berbagai komoditas, sedangkan harga komoditas sekarang sedang turun semua.

Frederick merekomendasikan hold saham emiten pelayaran karena harga komoditas yang turun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi