Divestasi cucu usaha, fokuskan keuntungan Barito Pacific (BRPT) di bisnis inti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fokus pada bisnis inti di sektor sumber daya energi terbarukan dan petrokimia, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mendivestasi dua cucu usahanya. Analis memandang aksi korporasi tersebut bisa menguntungkan perusahaan.

BRPT akan mendapatkan duit segar setidaknya Rp 1 triliun dari kegiatan divestasi dua cucu usahanya, yaitu PT Garuda Utama Mandiri dan PT Tintin Boyok Sawit. Dalam laporan keuangan periode semester I-2018 BRPT melaporkan pada 2 Maret 2018 PT Royal Indo Mandiri (RIM) menandatangi perjanjian jual beli saham bersyarat pada dua perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan tersebut. BRPT mengakui kerugian penurunan nilai perusahaan tersebut sebesar US$ 3.015 di 2018.

Kiswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Kapital Indonesia mengatakan divestasi tersebut bisa membuat BRPT semakin fokus pada dua bisnis intinya, yaitu petrokimia di PT Chandra Asri Petrochemical dan pembangkit listrik tenaga terbarukan di Star Energy (SEG).


"Dana yang didapat dari divestasi bisa untuk mengembangkan bisnis SEG atau PT Chandra Asri Petrochemical yang ingin bgangun pabrik lagi, atau dana juga bisa untuk mengurangi utang perseroan," kata Kiswoyo, Senin (24/9).

BRPT yang fokus pada bisnis petrokimia bisa sangat menguntungkan karena kebutuhan petrokimia di Indonesia lebih besar daripada produksinya yang masih harus dipenuhi secara impor. Bahkan, Kiswoyo mengatakan kinerja BRPT masih akan cemerlang tanpa akuisisi SEG.

Hanya saja, bisnis petrokimia dihadapkan pada risiko fluktuasi harga bahan baku minyak bumi dan kurs dollar AS. Di sisi lain, dengan adanya akuisisi, SEG bisa menggenjot kinerja BRPT untuk lebih stabil di tengah laba bersih yang masih turun sebesar 46,6% secara year on year (yoy) di semester I-2018 menjadi US$ 41 juta.

Taye Shim Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan turunnya laba bersih BRPT karena kinerja buruk Chandra Asri di semester I-2018. Di periode tersebut meski Chandra Asri catatkan kenaikan pendapatan sebesar 7,6% yoy tetapi laba kotor turun 18,6% yoy karena penurunan volume penjualan dan biaya produksi yang lebih tinggi.

Namun, di satu sisi dampak positif akuisisi SEG mulai BRPT rasakan pada pendapatanya yang berhasil tumbuh 13% yoy menjadi US$ 1,55 miliar. "Akuisisi SEG berhasil menambah nilai kinerja BRPT di kuartal II 2018 dengan tumbuh 48% yoy," ulas Taye dalam riset 24 September 2018.

Kiswoyo memproyeksikan kinerja BRPT hingga setahun ke depan masih positif karena didukung bisnis SEG. Penyebabnya, bisnis pembangkit listrik tenaga panas bumi ini memiliki margin tebal hingga 50%.

"Bisnis pembangkit listrik seperti recurring income, sudah bangun dia akan dapat duit terus tinggal maintance saja. Pendapatan BRPT melalui SEG akan stabil karena semua hasil produksi listriknya pasti dibeli PLN," kata Kiswoyo.

BRPT memiliki rencana ekspansi dan dapat semakin manambah katalis positif bagi perusahaan. Perusahaan itu berniat menambah kapasitas PLTP Salak sebesar 15 megawatt (MW) pada tahun 2021, dari kapasitas sekarang sebesar 377 MW.

Arandi Ariantara Analis Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan kuatnya struktur permodalan mendukung rencana ekspansi BRPT. Meski net gearing diperkirakan naik ke 59%, tetapi rasio current ratio tetap terjadi di 1,4 kali.

"Kenaikan harga saham sebesar 258% dalam setahun terakhir, kami yakini juga jadi katalis poendukung rencana ekspansi perseroan," kata Arandi dalam riset 4 September 2018.

Kiswoyo memprediksikan laba bersih dan pendapatan BRPT bisa naik 26,5% di akhir tahun. Rekomendasi Kiswoyo untuk BRPT di akhir tahun adalah buy dengan target harga Rp 2.500. Sedangkan target harga di tahun depan bisa capai Rp 3.770.

Secara keseluruhan Taye melihat akuisisi SEG oleh BRPT merupakan aksi korporasi yang sukses dan bisa meningkatkan pendapatan perusahaan. Namun, untuk semester II-2018, Taye memproyeksikan laba bersih masih akan tertekan biaya keuangan.

Meski begitu, Taye tetap merekomendasikan beli dengan target harga Rp 2.500 per saham.

Kompak, Analis BNP Paribas Equity Sekuritas Indonesia, Por Yong Liang merekomendasikan buy di target harga Rp 2.050 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi