KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Holding industri pertambangan MIND ID resmi mengambil alih 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (
INCO). MIND ID dan pemegang saham INCO yakni Mind ID dengan Vale Canada Ltd. dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd telah meneken definitive transactions agreement for the acquisition pada Senin (26/2) di Jakarta. Akuisisi ini dilakukan MIND ID dengan harga Rp 3.050 per lembar saham. Harga akuisisi ini berada di bawah harga INCO saat ini, yakni di level Rp 3.830 per saham.
Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menilai, kepastian akuisisi saham INCO oleh MIND ID menjadi angin segar bagi INCO. Asal tahu, pasca akuisisi ini, MIND ID bakal mengampit sebesar 34% saham INCO dan menjadi pemegang saham terbesar.
Baca Juga: Sah! MIND ID Resmi Caplok 14% Saham Vale Indonesia (INCO) Akuisisi ini dapat mendukung kinerja INCO sebagai perusahaan tambang nikel yang paling efisien. “Karena INCO memiliki smelter sendiri, PLTA sendiri, pelabuhan milik sendiri, dalam satu lokasi yang sama,” terang Kiswoyo, Senin (26/2). Dari sisi sektoral, Analis Panin Sekurita Felix Darmawan memproyeksi, harga nikel tahun ini akan relatif flat di kisaran US$ 16.000 sampai US$ 17.000 per ton. Salah satu penghambat harga komoditas logam ini adalah tertekannya ekonomi China. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan ekonomi China hanya tumbuh 4,6% secara year-on-year (YoY) di 2024, menurun dari estimasi pertumbuhan ekonomi tahun lalu di angka 5,2%. Melambatnya ekonomi Negeri Panda ini seiring dengan penurunan investasi properti pasca bangkrutnya 2 pengembang besar di China. Selain itu, prospek nikel juga diadang oleh kompetisi tipe baterai lainnya seperti Lithium Ferro Phosphate (LFP) yang tidak menggunakan nikel. Jenis baterai ini semakin marak digunakan oleh produsen mobil listrik untuk pasar Asia seperti BYD dan Tesla (untuk pasar China) karena memiliki beberapa keunggulan Dus, Felix merekomendasikan hold terhadap saham INCO dengan memangkas target harganya menjadi Rp 4.300 dari sebelumnya di Rp 5.700 per saham. Target harga ini mencerminkan EV/EBITDA 5,8 kali. ”Namun, patut dicermati jika produksi INCO berpotensi naik di 2024 menjadi sentimen positif,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Senin (26/2)
Asal tahu, saham INCO mengalami tekanan seiring dengan kabar divestasi yang belum jelas. Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), saham INCO tertekan 11,14%. Kiswoyo menilai, penurunan harga saham INCO sudah terbatas. Nantinya, saham INCO diperkirakan tidak akan turun lebih dalam dari harga pembelian oleh MIND ID. “Harga pasar tidak akan di bawah harga beli pemerintah,” pungkas Kiswoyo. Dia merekomendasikan buy on weakness terhadap saham INCO. Kiswoyo menilai, saat ini saham INCO masih undervalued. Sebab, harga wajar saham INCO saat ini adalah Rp 5.000 per saham. Senin (26/2), saham INCO ditutup melemah 3,04% ke level Rp 3.830. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari