Divestasi Freeport masih tarik ulur



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim proses negosiasi pembelian hak partisipasi  alias participating interest (PI) 40% Rio Tinto oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sudah tahap final. Langkah ini memenuhi 51% saham divestasi PT Freeport Indonesia. Namun proses itu hanya diketahui Menteri BUMN.

Menteri ESDM Ignasius Jonan menyatakan,  pihak Rio Tinto sudah menyatakan sikap secara tertulis supaya hak partisipasi 40% itu bisa dikonversi menjadi saham. "Sudah mencapai tahap final yang dilaksanakan oleh Inalum. Saya tidak ikuti proses negosiasi ini, karena ditangani oleh Kementerian BUMN," terangnya di Gedung DPR, Rabu (30/5).

Untuk pemenuhan divestasi saham 51%  Freeport Indonesia, tidak hanya cukup mengambil hak partisipasi 40% milik Rio Tinto itu. Saat ini Pemerintah Indonesia baru memiliki saham senilai 9,36%. Artinya jika digabungkan nilai saham pemerintah baru 49,36%, itupun jika saham tersebut tidak terdilusi akibat konversi.


Jonan mengatakan, pemerintah juga akan menyelesaikan sisa saham yang sedianya akan diambil dari saham milik Freeport McMoRan.inc sebesar 5,6%. Pemerintah menargetkan, semuanya akan tuntas pada Juni 2018 mendatang.

Namun, ketika dikonfirmasi masalah harga yang ditetapkan oleh Inalum atas pembelian divestasi saham itu, Jonan enggan berbicara buka-bukaan. "Mudah-mudahan Juni proses akuisisi selesai dan kalau akuisisi selesai itu memenuhi salah satu permintaan pemerintah mengenai syarat perpanjangan," ungkapnya.

Jonan mengklaim, beberapa masalah sudah selesai. Seperti stabilitas investasi berupa perubahan pajak dari nailedown menjadi prevailling, proyek pemurnian mineral (smelter) dan perubahan Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). "Jadi tinggal menunggu akuisisi yang dilakukan Inalum," tandasnya.

Sumber KONTAN di lingkup Kementerian ESDM mengatakan bahwa sejauh ini pihak Rio Tinto belum sepakat dengan penawaran harga yang ditetapkan oleh Inalum. Lantaran, Inalum memasukkan isu lingkungan kedalam valuasi harga sebagai bahan pertimbangan diskon. "Rio Tinto masih ngotot terhadap perhitungan diskon harga yang diajukan Inalum," ujarnya ke KONTAN, Rabu (30/5).

Beredar rumor bahwa, Menteri BUMN sudah mengabarkan kepada Presiden Joko Widodo soal harga yang diminta oleh Rio Tinto sebesar US$ 3,5 miliar. Sementara permintaan Freeport McMoran belum diketahui. "Yang mengajukan ke Presiden Menteri BUMN Rini Soemarno," bisiknnya. Kata sumber KONTAN itu, koordinasi ketiga menteri yang menangani negosiasi Freeport sangat jelek bahkan sering tidak solid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati