Divestasi PI Shell di Masela Mandek, SKK Migas Tetap Targetkan On-Stream di 2027



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tetap yakin proyek LNG Lapangan Abadi Blok Masela akan on-stream di 2027 meski saat ini proses divestasi hak partisipasi atau participating interest (PI) 35% milik Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell) masih mandek.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memaparkan, proyek Abadi Masela menghadapi isu ketika Shell Global mengubah portofolionya. Oleh karenanya, di samping terus berjalannya proses ini, Inpex Corporation tetap melaksanakan proses pembebasan lahan dan perizinan AMDAL serta persiapan lainnya.

“Permasalahan utamanya adalah bagaimana segera memperoleh pengganti Shell di proyek Abadi Masela ini,” jelasnya saat ditemui di Jakarta, Senin (20/6).


Menurut catatan Kontan.co.id dalam Blok Masela, Shell bertindak sebagai operator, Shell Upstream Overseas Services Limited mengempit hak partisipasi sebanyak 35% dan sisanya 65% oleh Inpex Corporation.

Baca Juga: Sah! BP dan Petronas Tandatangani Kontrak Kerja Sama Migas di Indonesia

Mengutip Laporan Tahunan SKK Migas Tahun 2020, proyek pengembangan Lapangan Gas - Abadi ini terletak di  Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, yang memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat.

Pengembangan hulu migas di Masela diharapkan dapat memproduksi 9,5 juta  ton gas alam cair atau  liquefied natural gas (LNG) per tahun (mtpa), 150 juta kaki kubik per hari (mmscfd), dan 35.000 barel kondensat per hari (bcpd).

Dwi menegaskan, pihaknya masih yakin Blok Masela dapat on-stream di 2027. Katanya, SKK Migas terus memonitor jikalau ada perubahan konsorsium terhadap Blok Masela sehingga jika tuntas proses lainnya bisa seger dikebut.

“Karena pada saat investasi ada persetujuan antara kedua belah pihak, ketika yang satu tidak dalam posisi aktif tentu perkembangannya jadi terganggu,” ujar Dwi.

Di tengah melambungnya harga minyak dunia saat ini, Dwi optimistis kegiatan hulu migas akan terus meningkat. Misalnya saja kegiatan pengeboran yang terus naik dari tahun ke tahun, di 2020 dilaksanakan pengeboran 240 sumur, kemudian di 2021 naik menjadi 480 sumur, dan di sepanjang 2022 diproyeksikan di atas 800 sumur.

Lantas di tahun depan, targetnya akan ada pengeboran 900 sumur hingga 1.000 sumur.

Baca Juga: Proyek Jambaran Tiung Biru Segera Masuk Fase Gas-In

“KKKS punya willingness untuk itu karena harga minyak bagus jadi mereka berusaha untuk mempercepat pengeboran dan lainnya. Kami terbuka jika masih ada urusan keekonomian, ayo kita duduk bersama,” kata Dwi.

Saat dihubungi terpisah, pihak Shell belum dapat berkomentar mengenai proses divestasi PI Shell di Blok Masela.

“Maaf kami tidak dapat berkomentar mengenai aktivitas portfolio tersebut,” ujar Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari