KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan melepas aset jalan tol Medan-Kualanamu Tebing Tinggi ke Road King Infrastructure Limited (RKI). Perusahaan asal Hong Kong mengincar 45% saham di tol Medan-KualanamuTebing Tinggi dan telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (CSPA) dengan PT PP Tbk (PTPP) dan anak usaha WSKT, PT Waskita Toll Road (WTR). Maria Renata Analis BRIDanareksa Sekuritas dalam riset 8 Maret 2021 menjelaskan, jika menggunakan opsi 45% saham diterjemahkan nilai transaksi senilai Rp 1,2 triliun. "Berdasarkan perhitungan kami, transaksi tersebut diterjemahkan valuasi PBV 1,80-1,9 kali berdasarkan modal awal, yang kami yakini cukup adil," kata dia. Hitungan Maria, WSKT mungkin membukukan keuntungan sekitar Rp 476,2 miliar dari transaksi ini. "Kami menyambut baik rencana transaksi tersebut mengingat WSKT membutuhkan dana segar mendesak," pendapat dia.
Baca Juga: Waskita Toll Road resmi operasikan jalan tol Becakayu seksi 1A Berdasarkan rilis WSKT perjanjian jual beli bersyarat meliputi pembelian 15% saham jalan tol dari Pembangunan Perumahan (PTPP) senilai Rp 412 miliar atau setara dengan HK$ 226,76 juta dan 30% saham milik Waskita Toll Road, anak perusahaan dari WSKT senilai Rp 824 miliar (HK$ 453,53 juta). Karenanya, pasca transaksi struktur kepemilikan Jasamarga Kualanamu Toll (JKT) akan membuat PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebagai pemegang saham mayoritas yakni sebesar 55% saham dan RKI 45% saham. "WTR telah menyuntik ekuitas Rp 457,0 miliar ke Jasamarga Kualanamu Toll (JKT) dari 25 November 2014 hingga 13 Agustus 2019 sebanyak 11 kali," ujar Maria. Ini mencerminkan nilai transaksi 1,80 kali PBV. Namun, hingga akhir September 2020, nilai ekuitas WTR hanya mencapai Rp 347,8 miliar karena kerugian bersih pada tahap awal pengoperasian jalan tol tersebut. Jalan tol selesai dan mulai beroperasi sebagian pada 17 Oktober 2020. Pada saat yang sama, PTPP memiliki 15% saham di JKT dengan nilai ekuitas Rp 211,6 miliar. Menurut Maria, nilai transaksi PTPP pada saham JKT mencerminkan 1,95 kali PBV.
Baca Juga: Divestasi dua asetnya, Waskita Karya (WSKT) diprediksi raup untung Rp 1,1 triliun "Kami percaya valuasi 1,80-1,95x berdasarkan modal awal wajar dan menguntungkan untuk WSKT dan PTPP," jelas Maria. Hitungan BRIDanareksa membandingkan saat WSKT pada 18 Mei 2020 merilis reksadana penyertaan terbatas (RDPT) berisi tiga jalan tol (Kanci - Pejagan, Pejagan - Pemalang, dan Pasuruan - Probolinggo) dengan valuasi yang sama yakni 1,8 - 1,9x PBV. Hitungan itu juga berdasarkan pada tahun 2019, Road King membeli 40% saham Jalan tol tgggnSolo - Ngawi dan Ngawi - Kertosono dari WSKT. Berdasarkan rilis 30 September 2019, Kings Key, anak usaha dari RKI menandatangani CSPA untuk pembelian 40% saham Jasamarga Solo Ngawi (JSN) dengan nilai Rp 1,32 triliun. Kings Key juga membeli 40% saham JNKK (Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri) senilai Rp 562 miliar. Pinjaman pemegang saham JNKK senilai Rp 1,06 triliun. Transaksi itu mencerminkan PBV 1,5x dengan keuntungan WSKT kurang lebih Rp 800 miliar. Tapi Maria berpendapat, efek dari divesasi JKT bagi utang WSKT tidak berdampak banyak. Sebab WTR hanya memiliki 30% saham JKT. Namun yang pasti WSKT akan menerima dana segar senilai Rp 824 miliar. Dana tersebut dapat digunakan untuk pembayaran utang, membayar bunga atau biaya operasional. WSKT bahkan bisa membukukan keuntungan sebesar Rp 476,2 miliar dan bisa dicatatkan dalam pendapatan lain-lain. Sementara, PTPP juga akan mendapatkan keuntungan Rp 200,4 miliar.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) masih memiliki daftar restrukturisasi utang Karena itu, Maria memberi rekomendasi beli saham WSKT dengan target harga Rp 2.000 per saham. Pada tahun 2021, BRIDanareksa memperkirakan WSKT bisa membukukan pendapatan Rp 27,81 triliun dengan laba bersih Rp 489 miliar. Sedangkan pada tahun 2020, WSKT bisa mencetak pendapatan Rp 16,29 triliun dengan kerugian bersih Rp 94,8 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana