Divestasi Tol Trans Jawa Ditargetkan pada Semester I, Begini Rekomendasi Saham JSMR



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Jasa Marga Tbk (JSMR) bakal terdongkrak penyesuaian tarif dan kehadiran jalan tol baru. Di samping itu, rencana divestasi Jasa Marga Transjawa Toll (JTT) akan menambah pundi pendapatan JSMR.

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, mengharapkan kinerja positif bakal terus berlanjut secara progresif di tahun 2024. Optimisme tersebut karena memperkirakan lalu lintas jalan tol JSMR bakal terus meningkat, meski adanya kenaikan tarif.

Seperti diketahui, JSMR akan menyesuaikan tarif tol Jakarta-Cikampek dan tol layang MBZ dalam waktu dekat. Hal itu sesuai Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 250/KTPS/M2024.


JSMR pun tengah mempersiapkan enam ruas tol tambahan yang akan menerima penyesuaian tarif. Daftar tol tersebut adalah Surabaya-Mojokerto, Manado-Bitung, Nusa Dua, Gempol Pandaan, Jalan Lingkar Dalam Jakarta, serta tol Jakarta-Tangerang.

Baca Juga: Kinerja Jasa Marga (JSMR) Terkerek Tarif Tol Tinggi, Cermati Rekomendasi Analis

Nafan memperkirakan mobilitas di jalan tol akan tetap ramai walau adanya kenaikan tarif mungkin jadi pertimbangan. Hal itu karena jalan tol dipandang sebagai jalur strategis untuk dilalui kendaraan, baik masyarakat ataupun barang. Pemerintah juga nampaknya akan mengimbangi penyesuaian tarif tersebut dengan peningkatan mutu pelayanan jalan tol.

“Tahun ini diharapkan kinerja JSMR terus progresif, yang ditunjang oleh meningkatnya mobilitas di jalan tol,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (29/2).

Dengan pengoperasian jalan tol baru dan penyesuaian tarif, maka JSMR dapat mempertahankan kinerja positif di tahun 2024. Di sisi lain, Nafan mengapresiasi adanya rencana divestasi Jasamarga Trans Jawa Tol (JTT) yang bisa mempertebal pendapatan JSMR.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Muhammad Gibran melihat, JSMR akan mendapatkan sumber pendapatan baru dari Seksi 2 dari Jalan Tol Cinere Serpong. Beroperasinya jalan tol ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas secara signifikan, khususnya di wilayah Jabodetabek. Setelah beroperasi, maka akan diintegrasikan ke dalam jaringan tol JORR 2.

Sementara terkait Jasa Marga Transjawa Toll (JTT), Gibran mengamati, pasar sangat menantikan katalis besar tersebut. Prosesnya sejauh ini berjalan dengan baik dan JTT menargetkan proses divestasi dapat selesai pada semester I-2024.

“Unit JTT JSMR terdiri dari 13 seksi dari Jawa Barat hingga Jawa Timur, kami yakini akan menarik bagi investor strategis,” jelas Gibran dalam riset 5 Desember 2023 lalu.

Selain itu, Gibran mencermati, dana yang diperoleh dari divestasi JTT berpotensi sekitar Rp 11 triliun–Rp 12 triliun pada 2024 akan diperuntukkan bagi pembayaran utang. Dengan demikian, berpotensi mengurangi beban bunga sebesar Rp 400 miliar pada tahun ini.

 
JSMR Chart by TradingView

Baca Juga: Pengendali Berencana Jual Austindo Nusantara Jaya (ANTJ), Intip Rekomendasi Sahamnya

“Kami mempertahankan pandangan positif terhadap spin-off Jalan Tol Trans Jawa, yang diharapkan dapat memperkuat neraca JSMR dan mendorong pertumbuhan pendapatan dengan memperluas kehadirannya di jalan tol baru,” imbuh Gibran.

Gibran mempertahankan peringkat beli untuk JSMR dengan target harga lebih tinggi yaitu Rp 5.400 per saham dari sebelumnya Rp 5.050 per saham. Pada Kamis (29/2), saham JSMR ditutup pada posisi Rp 5.425 per saham.

Sementara Nafan menyarankan hold untuk JSMR dengan target harga sebesar Rp 5.600 per saham. Pertimbangan Nafan karena target teoritis harga JSMR berada di posisi tersebut terlebih dahulu, kendati indikator RSI sudah overbought.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi