JAKARTA. Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV telah membagikan dividen tahun buku 2016 sebanyak Rp 25,43 triliun. Jumlah tersebut meningkat 28,43% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 19,8 triliun. Padahal, dividen tahun buku 2015, empat bank besar yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk, hanya tumbuh 6,96% secara tahunan atau
year on year (yoy). BRI membagi total dividen terbesar mencapai Rp 10,37 triliun pada tahun ini atau 40% dari perolehan laba tahun lalu sebesar Rp 26,19 triliun. Wakil Direktur Utama BRI, Sunarso menjelaskan, porsi dividen tahun buku 2016 naik dari tahun sebelumnya yakni sebesar 30% dari laba tahun buku 2015.
"Sementara 60% laba bersih atau Rp 16,72 triliun digunakan sebagai saldo laba ditahan," ujar Sunarso beberapa waktu lalu. Posisi permodalan BRI usai membagikan dividen sedikit menurun. Rasio kecukupan modal atau
capital adequacy ratio (CAR) BRI turun dari 22% menjadi 21%. Sedangkan, Bank Mandiri menyetujui untuk menebar dividen sebesar 45% dari laba bersih 2016 yang mencapai sebesar Rp 13,8 trilun. Dividen yang ditebar sebesar Rp 6,21 triliun atau setara Rp 266,27 per saham. Jika dilihat berdasarkan rasio dividen dengan laba (
payout ratio), rasio dividen bank berkode emiten BMRI ini paling tinggi di kategori BUKU IV. Padahal laba Bank Mandiri tahun lalu turun 32,1% dari laba 2015. Penurunan laba bersih ini diakibatkan dari alokasi pencadangan Bank Mandiri yang tinggi mencapai Rp 24,6 triliun. Sementara, lewat pembagian dividen 45% ini, rasio kecukupan modal bank berlogo pita emas ini turun dari 21,4% per akhir tahun 2016 menjadi 19,5% setelah dividen dibagikan. Adapun, BCA membagikan dividen tahun buku 2016 sebesar Rp 4,9 triliun atau Rp 200 per saham kepada para pemegang saham. Adapun jumlah tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp 70 per saham yang telah dibayarkan perseroan pada 22 Desember 2016. Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja menyebut,
payout ratio tahun buku 2016 meningkat 2% menjadi 24% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun dengan pembagian dividen ini, rasio kecukupan modal bank umum swasta terbesar ini menjadi 21,97%. Sebagai informasi, bank milik Grup Djarum ini mencatatkkan laba bersih tahun lalu sebesar Rp 20,6 triliun atau tumbuh 14,4% secara tahunan.
Sedangkan, BNI tercatat membagi dividen sebesar Rp 3,96 triliun atau sebanyak 35% dari laba bersih tahun 2016. Tahun lalu, bank berlogo 46 ini membukukan laba bersih Rp 11,3 triliun atau tumbuh 25,1% dibanding tahun 2015 sebesar Rp 9,1 triliun. Pembagian dividen pada tahun ini lebih besar dari tahun lalu yang hanya 25% dari perolehan laba bersih 2015. "Peningkatan dividend
pay out ratio ini seiring dengan membaiknya kinerja perusahaan, serta relatif tingginya rasio kecukupan modal (CAR) pasca tambahan ekuitas dari revaluasi aset pada 2016," kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni beberapa pekan lalu. Setelah pembagian dividen ini, CAR BNI menurun dari 19,5% menjadi 18,59%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini