Divonis 6 tahun, Deddy Kusdinar masih 'shock'



JAKARTA. Mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga Deddy Kusdinar mengaku mengaku masih kaget mendengar pembacaan amar putusan kasusnya. Deddy mengaku tak memahami mengenai dasar untuk menjatuhkan hukuman pidana kepadanya.

"Ya saya masih shock karena di luar nalar pengetahuan saya tentag hukum, saya sangat tidak ngerti. Apa yang disampaikan, dasar untuk menjatuhkan hukuman ke saya, apa yang saya alami, saya enggak ngerti," kata Deddy usai sidang pembacaan vonis di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Selasa (11/3).

Deddy pun membantah telah melakukan korupsi sehingga memperkaya dirinya sendiri sebesar Rp 300 juta. "Kalau saya mau korupsi, ngapain Rp 300 juta, (dari proyek senilai) Rp 2,5 triliun kok," tantang dia.


Namun, Deddy pun tak membantah telah turut serta dalam memberikan fee proyek sebesar 18% kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.

Ia mengaku dirinya turut ikut dalam mengantarkan uang tersebut yang diletakan dalam kardus ke rumah Andi. Meski demikian kata Deddy, ia tak tahu-menahu kalau kardus yang iya bawa tersebut berisi uang.

Seperti diketahui, Deddy baru saja menjalani sidang pembacaan vonis oleh Pengadilan Tipikor, Jakarta. Deddy dijatuhi hukuman pidana enam tahun penjara dan pidana denda sebesar Rp 100 juta subsidair tiga bulan kurungan.Hakim pun menjatuhkan pidana tambahan berupa membayar uang pengganti sebesar Rp 300 juta.

Deddy terbukti bersalah sesuai dakwaan kedua. Deddy terbukti melanggar Pasal 3 Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 jo Pasal 65 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Deddy terbukti bersalah telah menyalahgunakan wewenangnya selaku petinggi Kemenpora dan selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Deddy terbukti memperkaya diri sendiri sebesar Rp 300 juta, memperkaya orang lain, dan memperkaya korporasi terkait proyek tersebut. Atas perbuatan Deddy, negara mengalami kerugian hingga mencapai Rp Rp 463,67 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan