JAKARTA. Direksi baru PT Pelayaran Samudera Djakarta Llyod punya pekerjaan rumah. Mereka harus menyelesaikan formula restrukturisasi dalam enam bulan ke depan.Direktur Restrukturisasi Djakarta Llyod Rudhy M. Mokobombang mengatakan, salah satu prioritas adalah bagaimana menyelesaikan permasalahan dengan para kreditur. "Terus terang saat ini saya belum tahu berapa jumlah kerugian atau utang Djakarta Llyod. Kami hitung dulu," katanya, Jumat (14/1).Untuk menyelesaikan soal utang piutang ini, direksi Djakarta Lloyd akan berbicara dengan para kreditur. Mereka juga akan menjelaskan kepada para kreditur soal dua kapal Djakarta Llyod, yakni KM Pontianak dan KM Makassar yang ditahan di Singapura. "Kalau ada yang sandera kapal kami, bagaimana mau membayar utang? Itu kan aset kami untuk mendapat pendapatan," papar Rudhy.Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN Sumaryanto Widayatin menambahkan jika sudah mendapatkan dana segar dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset, Djakarta Llyod bisa mulai membidik kontrak-kontrak baru. "Kalau perlu beli alat operasi baru supaya Djakarta Llyod bisa dimaksimalkan sebagai angkutan logistik untuk Telkom, Pertamina, dan PLN," kata Sumaryanto. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Djakarta Lloyd harus selesaikan restrukturisasi dalam enam bulan
JAKARTA. Direksi baru PT Pelayaran Samudera Djakarta Llyod punya pekerjaan rumah. Mereka harus menyelesaikan formula restrukturisasi dalam enam bulan ke depan.Direktur Restrukturisasi Djakarta Llyod Rudhy M. Mokobombang mengatakan, salah satu prioritas adalah bagaimana menyelesaikan permasalahan dengan para kreditur. "Terus terang saat ini saya belum tahu berapa jumlah kerugian atau utang Djakarta Llyod. Kami hitung dulu," katanya, Jumat (14/1).Untuk menyelesaikan soal utang piutang ini, direksi Djakarta Lloyd akan berbicara dengan para kreditur. Mereka juga akan menjelaskan kepada para kreditur soal dua kapal Djakarta Llyod, yakni KM Pontianak dan KM Makassar yang ditahan di Singapura. "Kalau ada yang sandera kapal kami, bagaimana mau membayar utang? Itu kan aset kami untuk mendapat pendapatan," papar Rudhy.Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN Sumaryanto Widayatin menambahkan jika sudah mendapatkan dana segar dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset, Djakarta Llyod bisa mulai membidik kontrak-kontrak baru. "Kalau perlu beli alat operasi baru supaya Djakarta Llyod bisa dimaksimalkan sebagai angkutan logistik untuk Telkom, Pertamina, dan PLN," kata Sumaryanto. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News