Djoko: Kemana pun bergerak, SBY tetap presiden



JAKARTA. Menko Polhukam Djoko Suyanto menegaskan, bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden dan Ketua Umum adalah berbeda. Pergerakan Presiden SBY menuju satu tempat ke tempat lain itu, disebut Djoko, SBYT  masih Presiden melekat.

Kepada wartawan yang mencegatnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (26/3) siang, Menko Polhukam menyebutkan, dari Jakarta menuju tempat mana pun, SBY bergerak itu adalah Presiden yang melekat. Oleh karena itu biasanya, Presiden SBY didampingi oleh beberapa menteri yang non partai.

“Saya biasanya ikut, Menteri Sekretaris Negara selalu ikut, Sekretaris Kabinet juga ikut. Kenapa? Karena jalannya pemerintahan harus bisa dipantau,” kata Djoko kepada wartawan yang mencegatnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (26/3) siang.


Mengenai keikutsertaan beberapa menteri itu, Menko Polhukam menjelaskan, Presiden SBY juga bisa memberikan kendali melalui menteri dan Sekretaris Negara yang melekat saat itu untuk berkoordinasi dengan menteri-menteri yang lain apabila ada isu-isu atau ada masalah-masalah yang harus diselesaikan.

Begitu SBY mendarat, kemudian beralih untuk kegiatan kampanye, lanjut Djoko, maka para menteri non partai atau menteri-menteri yang mendampingi, yang tidak terkait dengan urusan partai  memisahkan diri, termasuk Staf Khusus.

“Memisahkan diri mereka akan nunggu di satu tempat, di penginapan, di hotel, sampai selesai kampanye,” ungkap Djoko seraya mengingatkan, selesai kampanye untuk perjalanan berikutnya, SBY tetap presiden yang tetap melaksanakan tugas-tugas pemerintahan.

Oleh karena itu, sebut Menko Polhukam, dalam setiap perjalanan Presiden SBY ke daerah, selalu ada menteri yang mendampingi. “Segala urusan kan tidak harus beliau sendiri untuk mengkoordinasinisaikan,” papar Djoko seperti dikutip dari situs resmi Setkab RI, Kamis (27/3).

Oleh karena itu, dua Menko yang lain yaitu Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menko Kesra Agung Laksono adalah Menko partai, kata Djoko, maka biasanya dirinya yang selalu mendampingi.  “Itu kita jaga pemisahan itu dengan tertib, dan Presiden juga sangat obyektif untuk itu,” terang Djoko.

Mengenai perjalanan SBY ke Lampung pada Rabu (26/3) yang dimaksudkan untuk mengisi kegiatan kampanye, Menko Polhukam Djoko Suyanto mengaku tidak tahu, karena hari ini ia tidak menyertai perjalanan Presiden SBY.

“Nggak tahu saya. Saya tidak tahu kalau kampanye, karena saya tidak dalam bagian kampanye beliau. Nggak tahu saya,” ujar Djoko.

Namun Djoko mengulang kembali penegasannnya, yang dimaksud fasilitas negara.

“Saya sampaikan tadi pergerakan Presiden dari satu tempat ke tempat lain itu adalah melekat sebagai status Presiden. Sampai di tujuan baru beliau beralih, ganti baju, urusan partai. Dan itu lepas urusan pemerintahan, tidak ada, tapi perlakuan beliau sebagai Presiden itu ada aturan,” pungkas Djoko Suyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan