JAKARTA. Pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi tahun ini dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2014 sebesar 5,5%. Dirjen Pajak Fuad Rahmany mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi tidak membaik, maka penerimaan pajak dipastikan tidak akan membaik. "Kita realistis saja," tutur Fuad yang dijumpai di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jakarta, Selasa (20/5). Asal tahu saja, dalam APBN 2014 dengan asumsi pertumbuhan sebesar 6%, penerimaan pajak ditargetkan sebesar Rp 1.110,19 triliun. Sementara, dari data RAPBN-P 2014 yang diterima KONTAN, penerimaan perpajakan turun Rp 48,3 triliun menjadi Rp 1.232,1 triliun. Sayangnya, untuk setoran pajak sendiri, Fuad masih belum mau menjelaskan. Menurutnya, sektor yang akan paling turun penerimaannya adalah pertambangan. Ekspor yang anjlok sehingga laba usaha turun menjadi penyebab setoran turun. Ada sektor yang sedang tumbuh seperti perdagangan dengan pajak omzet tertentu atau yang lebih dikenal dengan pajak usaha kecil menengah (UKM), namun pertumbuhan pajak UKM untuk kontennya, diakui Fuad, tidak banyak. Apalagi, Direkotrat Jenderal Pajak (DJP) dalam hal ini kekurangan pegawai sehingga tidak mampu mengcover banyaknya UKM yang tersebar di Indonesia. Sebagai informasi saja, realisasi penerimaan pajak hingga 28 April 2014 tercatat sebesar Rp 281,71 triliun. Realisasi ini adalah 25,38% dari target tahun ini yang sebesar Rp 1.110,19 triliun. Bila dibanding periode yang sama tahun lalu, realisasi penerimaan sebesar 25,38% ini lebih baik. Tahun 2013 realisasi penerimaan sebesar 25,09% atau sebesar Rp 249,65 triliun.
DJP: Ekonomi tidak membaik, pajak bisa turun
JAKARTA. Pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi tahun ini dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2014 sebesar 5,5%. Dirjen Pajak Fuad Rahmany mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi tidak membaik, maka penerimaan pajak dipastikan tidak akan membaik. "Kita realistis saja," tutur Fuad yang dijumpai di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jakarta, Selasa (20/5). Asal tahu saja, dalam APBN 2014 dengan asumsi pertumbuhan sebesar 6%, penerimaan pajak ditargetkan sebesar Rp 1.110,19 triliun. Sementara, dari data RAPBN-P 2014 yang diterima KONTAN, penerimaan perpajakan turun Rp 48,3 triliun menjadi Rp 1.232,1 triliun. Sayangnya, untuk setoran pajak sendiri, Fuad masih belum mau menjelaskan. Menurutnya, sektor yang akan paling turun penerimaannya adalah pertambangan. Ekspor yang anjlok sehingga laba usaha turun menjadi penyebab setoran turun. Ada sektor yang sedang tumbuh seperti perdagangan dengan pajak omzet tertentu atau yang lebih dikenal dengan pajak usaha kecil menengah (UKM), namun pertumbuhan pajak UKM untuk kontennya, diakui Fuad, tidak banyak. Apalagi, Direkotrat Jenderal Pajak (DJP) dalam hal ini kekurangan pegawai sehingga tidak mampu mengcover banyaknya UKM yang tersebar di Indonesia. Sebagai informasi saja, realisasi penerimaan pajak hingga 28 April 2014 tercatat sebesar Rp 281,71 triliun. Realisasi ini adalah 25,38% dari target tahun ini yang sebesar Rp 1.110,19 triliun. Bila dibanding periode yang sama tahun lalu, realisasi penerimaan sebesar 25,38% ini lebih baik. Tahun 2013 realisasi penerimaan sebesar 25,09% atau sebesar Rp 249,65 triliun.