DKI-Holcim kerja sama perbaiki ruas jalan



JAKARTA. Semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang melintasi Ibukota mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, baik dalam bentuk pembangunan jalan baru atau perbaikan jalan rusak.

Saat ini, Pemprov DKI Jakarta bekerjasama dengan Holcim Indonesia untuk proyek perbaikan beberapa ruas jalan, termasuk jalur TransJakarta dengan solusi perbaikan jalan berdaya cepat bernama SpeedCrete™. Kontrak pertama senilai US$ 5,5 juta yang ditandatangani oleh Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta pada kuartal kedua tahun ini,

Kerjasama itu mencakup mencakup perbaikan jalur TransJakarta sepanjang 12 kilometer (km) dari total rencana sepanjang 200 km. Perbaikan meliputi pekerjaan lapisan dasar hingga lapisan permukaan akhir.


Sedangkan kontrak kedua baru saja ditandatangani Senin (3.8) lalu untuk perbaikan akses jalan Marunda, persimpangan Kebon Nanas-Ahmad Yani, dan persimpangan Pramuka-Matraman dengan total volume 1,550 m3.

Tidak seperti perbaikan jalan konvensional yang biasanya memakan waktu berminggu-minggu, SpeedCrete™ memberikan solusi beton berdaya cepat untuk perbaikan jalan dengan pengerjaan selama 7 jam saja pada malam hari.

“Pemerintah sangat menghargai adanya solusi-solusi bernilai tambah seperti ini yang bisa membantu pembangunan perkotaan dan menjawab tantangan-tantangan yang ada di lapangan. Di negara yang berkembang pesat seperti Indonesia, beton SpeedCrete™ sangat cocok diterapkan di kota-kota besar di Indonesia dengan lalu lintas yang padat guna menghindarkan kemacetan lalu lintas selama proses penanganan jalan,"  kata Yusmada Faizal, Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta dalam keterangan tertulis, Jumat (14/8).

“SpeedCrete™ telah melalui proses pengembangan teknologi yang seksama. Semua masukan dan kebutuhan pelanggan, membantu kami dalam mengembangkan solusi-solusi lain untuk kebutuhan yang berbeda”, ujar Derek Williamson, Head of Aggregate and Construction Materials, Holcim Indonesia.

Populasi Jakarta sendiri diprediksi mencapai 30 juta jiwa dalam kurun waktu lima tahun ke depan, menyebabkan tantangan infrastruktur yang luar biasa di ibukota, ditambah lagi dengan tidak mencukupinya jalan tol dan jalan lokal penghubung antar propinsi yang ada saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri