Doa Dahlan Iskan untuk Erick Thohir: Semoga selamat dari jerat birokrasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Dahlan Iskan menilai Presiden Joko Widodo telah mengambil keputusan tepat dalam menunjuk Erick Thohir menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dahlan sendiri merupakan menteri BUMN di era kepemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Erick Thohir pilihan tepat. Muda dan berjasa bagi Jokowi. Ia mengorbankan persahabatannya dengan Sandi Uno untuk menjadi ketua tim pemenangan Jokowi,” ujar Dahlan dalam laman pribadinya Dahyi.id seperti dikutip Kompas.com pada Kamis (24/10/2019).

Baca Juga: Dirut Mandiri Kartika Wirjoatmodjo datang ke Istana, akan dampingi Erick Thohir?


Dahlan mengaku sempat ragu Erick mau menjadi menteri. Sebab, Erick merupakan salah satu pengusaha yang sukses di Indonesia. Namun, setelah mengetahui Erick mau menjabat sebagai Menteri BUMN menggantikan Rini Soemarno, Dahlan mendukungnya.

“Saya berdoa agar Erick selamat. Dari jerat birokrasi. Dan dari balas dendam siapa pun,” kata Dahlan.

Dahlan meyakini Erick mempunyai kemampuan untuk merangkul semua orang. “Kalau sampai ia jadi korban birokrasi sungguh sayang: kita kehilangan pebisnis hebat. Yang niatnya mengabdi tapi terbalas tuba,” ucap dia.

Baca Juga: Erick Thohir Jadi Menteri BUMN, Saham Emiten BUMN Naik premium

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo resmi menunjuk pendiri Mahaka Group Erick Thohir sebagai Menteri BUMN di Kabinet Indonesia Maju. Hal ini dipastikan Presiden Joko Widodo mengumumkan jajaran Kabinet 2019-2024 di Istana Negara pada Rabu (23/11/2019).

"Membangun BUMN, ekspansi ke pasar global, itu ada di beliau," sebut Jokowi saat mengumumkan anggota kabinet.

Nama Erick Thohir sudah disebut-sebut sebagai calon Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebelumnya ditempati oleh Rini Soemarno.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dahlan Iskan: Semoga Erick Thohir Selamat dari Jerat Birokrasi" Penulis : Akhdi Martin Pratama Editor : Bambang Priyo Jatmiko

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie