Dody Budi Waluyo jelaskan rupiah yang loyo di hadapan Komisi XI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini, Selasa (27/3) Komisi XI menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) untuk calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI). Kandidat pertama yang diuji adalah Dody Budi Waluyo yang saat ini menjabat sebagai Asisten Gubernur BI.

Dalam uji kelayakan dan kepatutan ini, rata-rata anggota Komisi XI bertanya soal pelemahan rupiah yang saat ini jauh dari target APBN 2018 dan bagaimana memitigasi risiko-risiko eksternal yang ada. Anggota Komisi XI Fraksi PDIP Agung Ray misalnya, mengkhawatirkan rupiah bakal menembus level 14.000.

"Saya mau mendengarkan apa situasi ini hanya terjadi karena pengaruh eksternal atau ada pengaruh internal?" ujar dia di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa (27/3).


Menjawab pertanyaan soal rupiah,  Dody tak memungkiri bahwa  rupiah saat ini yang sekitar Rp 13.800 per dollar AS sudah jauh dari fundamentalnya. Oleh karena itu, selain intervensi ke pasar, BI akan lebih banyak berkomunikasi untuk membangun confidence.

"Rupiah sekitar Rp 13.800 itu terlalu tinggi, terlalu mahal untuk kita. Kita tidak di angka itu,"  katanya di Gedung DPR.

"Seharusnya rupiah bisa lebih kuat. Bagaimana confidence diperbaiki. Jadi harus diyakini memang ada tekanan eksternal tapi domestiknya tidak membuat nilai tukar harus melemah karena inflasi kita bagus, cadangan devisa bagus meski turun. Konteksnya akan jaga confidence dan kami akan komunikasi terus," lanjutnya.

Utang korporasi pun demikian, menurut Dody, mereka harus hedging untuk menjaga likuiditasnya karena akan kurangi tekanan kepada rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto