DOID ingin mendaki dobel digit



JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk ingin volume produksi dan pendapatan tahun ini minimal tumbuh 20%. Bagi mereka, target tersebut tak berlebihan. Mengingat, tren kenaikan harga jual batubara berimbas pada tarif jasa penambangan.

Delta Dunia menilai, bisnis jasa penambangan menarik, selama harga batubara di atas US$ 75 per ton. "Ya kalau bergerak di atas US$ 75-US$ 85 per ton, itu sangat baik," ujar Eddy Purwanto, Direktur Keuangan PT Delta Dunia Makmur Tbk, kepada KONTAN, Jumat (7/4).

Agar target terpenuhi, Delta Dunia akan berupaya memperpanjang kontrak jasa penambangan eksisting dan memburu kontrak baru. Hanya saja, perusahaan berkode saham DOID di Bursa Efek Indonesia tersebut tak membeberkan target kontrak baru tahun ini.


Yang jelas, hingga tutup kuartal I 2017, Delta Dunia belum mendapatkan kontrak baru sepeserpun. Target mereka, kontrak baru akan mereka raih mulai kuartal II.

Adapun tahun lalu, Delta Dunia mendapatkan kontrak jangka panjang senilai Rp 6,5 triliun. Pekerjaan itu berasal dari dua klien, yakni PT Adaro Energy Tbk dan PT Angsana Jaya Energy.

Agar kegiatan penambangan tahun ini mulus, Delta Dunia mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) antara US$ 150 juta-USS$ 160 juta. Sumber dana dari kas internal. Capex 2017 lebih besar ketimbang penyerapan capex tahun 2016, yakni US$ 126 juta.

Ingin mencetak laba

Selain mengerek volume produksi dan pendapatan, Delta Dunia ingin melanjutkan kinerja bottom line tahun lalu. Sebagai informasi, tahun 2016 mereka mencatatkan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih, sebesar US$ 37,09 juta. Padahal tahun 2015 perusahaan itu mencetak rugi bersih US$ 8,31 juta.

Selain pendapatan neto memang tumbuh, pos beban lain-lain tahun 2016 menguntungkan bottom line. Beban lain-lain yang menjadi pengurang pendapatan, tercatat US$ 12,77 juta tahun lalu. Nilai beban tersebut lebih kecil ketimbang tahun 2015 yang tercatat US$ 50,51 juta.

Menurut manajemen Delta Dunia, strategi menekan biaya produksi dan meningkatkan volume produksi secara bersamaan, mujarab mengerek kinerja bottom line 2016. "Sehingga meskipun harga pada saat itu tujuh sampai delapan bulan rendah, tapi dengan cost rendah, kami bisa bertahan," beber Eddy.

Informasi saja, sepanjang tahun lalu Delta Dunia memproduksi 35 juta ton batubara dengan volume overburden mencapai 300 juta bcm. Overburden merupakan kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup. Sebagai perbandingan, tahun 2015 perusahaan itu memproduksi 33,2 juta ton batubara.

Selain optimistis menapaki kinerja, Delta Dunia merasa tahun ini lebih ringan melangkah. Sebab, perusahaan tersebut baru saja melunasi pinjaman sindikasi perbankan untuk anak usahanya, yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama. Nilai utang tersebut sebesar US$ 603 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie