DOID mengerek produksi di sisa tahun



JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) memprediksi kinerja pengangkutan pengupasan tanah (overburden removal) dan produksi batubara di sisa tahun ini bisa lebih tinggi dari target sebelumnya.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan DOID Errinto Pardede mengatakan, sampai akhir tahun ini, kinerja overburden removal bisa mencapai 285 juta - 290 juta bank cubic meter (bcm). Sebelumnya perseroan membidik overburden removal 272,5 juta bcm, atau naik tipis dari kinerja tahun lalu sebesar 272,3 juta bcm.

"Sampai akhir tahun, kalau cuacanya tidak ekstrim, nampaknya masih bisa mencapai produksi batubara 34 juta ton hingga 35 juta ton," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (30/11).


Optimisme ini terlihat dari pencapaian produksi bulan Oktober 2016 yang meningkat menjadi 238,6 juta bcm, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 225,4 juta bcm. Produksi batubara yang dihasilkan dari Januari hingga Oktober lalu sudah mencapai 28,1 juta ton.

Tahun ini, perseroan menargetkan bisa menyerap belanja modal hingga US$ 100 juta. Anggaran tahun depan pun diperkirakan masih berada di kisaran itu. "Akan digunakan untuk mengganti alat-alat," imbuhnya.

Belum lama ini, DOID melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) juga telah menandatangani dua kontrak perubahan dengan PT Berau Coal Tbk (BRAU). Kontrak ini terkait dengan pekerjaan jasa pertambangan untuk proyek Lati dan Binungan dengan nilai kontrak Rp 39 triliun atau sekitar US$ 3 miliar.

Proyek Lati dan Binungan berlokasi di Berau, Tanjung Redeb, Kalimantan Timur. Total volume kupasan lapisan tanah keduanya mencapai 1,66 miliar bcm. Rinciannya, 1,36 miliar bcm dari Lati dan 300 juta bcm dari Binungan.

Volume batubara dari Lati berkisar 112 juta ton dengan periode kontak seumur tambang dan volume batubara dari Binungan sebesar 33 juta ton dengan periode kontrak hingga 2020.

Sebelumnya, BUMA juga telah meneken kontrak seumur tambang dengan PT Tadjahan Antang Mineral (TAM). Nilai kontrak ini sebesar Rp 3,8 triliun. Kontrak itu merupakan perpanjangan dari kontrak yang sebelumnya diteken pada Agustus 2015.

Kontrak jasa pertambangan dengan TAM memiliki target produksi sebesar 147 juta bcm untuk pengupasan lapisan tanah dan 28 juta ton batubara. Lokasi pekerjaan ini berada di Kabupaten Gunung Mas District, Kalimantan Tengah.

Sehingga, nilai ketiga kontrak yang didapat DOID lebih dari Rp 42,8 triliun atau US$ 3,3 miliar. "Kami berharap di tahun depan juga ada beberapa kontrak tambahan," ujar dia.

Andy Wibowo Gunawan, Analis KDB Daewoo Securities Indonesia mengatakan, kinerja keuangan DOID terlihat terus membaik dengan laba bersih US$ 17,3 juta di Kuartal III 2016, naik 247,5% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Sampai dengan September 2016, BUMA sudah membayar utang sebesar US$ 40 juta. "Sehingga kondisi solvabilitas DOID terus membaik," ujar Andy dalam risetnya 29 November 2016 kemarin. Kinerja DOID juga akan terdorong dari kontrak baru yang didapatkan dari BRAU.

Menurutnya, meski China berencana meningkatkan produksi batubara karena kenaikan harga yang tinggi, harga batubara global masih bisa bertahan di level US$ 100 per ton pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto