DOID raih kontrak jangka panjang baru



JAKARTA. Setelah mencatat pertumbuhan laba pada semester I-2017, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)  berencana mengejar sejumlah kontrak jangka panjang dari mega proyek 35,000 megawatt.

"Dibandingkan tahun lalu volume produksi DOID naik signifikan. Ke depannya ada beberapa kontrak baru. Bahkan hari Senin ini kita akan umumkan satu kontrak baru yang menjanjikan untuk jangka panjang," jelas Eddy Porwanto Chief Financial Officer (COC) DOID saat dihubungi KONTAN, Minggu (6/8).

Eddy melanjutkan, informasi lain terkait kontrak tersebut akan disampaikan pada Senin (7/8) besok.


Mengenai target pertumbuhan hingga akhir tahun, Eddy menjelaskan produksi DOID diperkirakan akan berada di kisaran 360-400 juta BCM overburden dan produksi batubara sebanyak 45-50 juta ton.

Sebelumnya, DOID sendiri telah meningkatkan volume pertumbuhan penjualan kontrak sebesar 36% menjadi 83,20 BCM berdasarkan kinerja lima bulan pertama di 2017.

"Sektor industri batubara masih cukup bagus saat ini dan ke depannya. Jangka panjang kita harapkan tertolong oleh proyek 35,000 Mw," jelas Eddy.

Sektor batubara memang semakin terdongkrak berkat mega proyek 35,000 Mw yang digagas pemerintah Presiden Joko Widodo. Pasalnya batubara akan menjadi sumber tenaga untuk mesin pembangkit listrik dan terus mengalami peningkatan harga.

"Seiring meningkatnya harga batubara, DOID mengharapkan pertumbuhan yang signifikan," jelas Eddy.

Sebagai gambaran, proyek mega listrik adalah proyek pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia yang terpecah di berjuta-juta pulau. Pemerintah telah berkomitmen untuk merealisasikan proyek ini dalam jangka waktu lima tahun sejak 2014.

Sepanjang periode tersebut, pemerintah bersama Perusahaan Listrik Negara dan swasta akan membangun 109 pembangkit. Sejumlah 74 diantaranya akan dikerjkan oleh pihak swasta selaku Independent Power Producer (IPP) dengan total kapasitas 25,904 Mw.

Berdasarkan laporan keuangan yang rilis di laman Bursa Efek Indonesia, emiten industri batubara ini mencatat pertumbuhan laba sebesar 7,88% atau US$ 8,67 juta per Juni 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto