Dokter Jelaskan Bahaya Menahan Buang Air Kecil bagi Kesehatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menahan keinginan untuk buang air kecil mungkin sudah menjadi kebiasaan banyak orang, baik karena kondisi sosial maupun ketidaknyamanan menggunakan toilet umum.

Namun, dokter dan ahli urologi memperingatkan bahwa kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Proses Tubuh yang Terjadi Saat Kita Kencing

Buang air kecil adalah proses biologis yang kompleks. Mengutip unilad.com, Dr. Jason Kim, profesor klinis urologi di Renaissance School of Medicine, menjelaskan bahwa proses ini melibatkan sistem neurologis yang rumit.

  • Produksi Urine: Ginjal menyaring darah dan menghasilkan urine, yang kemudian dialirkan melalui ureter menuju kandung kemih.
  • Kapasitas Kandung Kemih: Kapasitas normal kandung kemih adalah sekitar 400 hingga 600 mililiter. Ketika kandung kemih terisi setengah, reseptor saraf mengirimkan sinyal ke otak bahwa sudah waktunya buang air kecil.

Namun, otak juga memiliki kemampuan untuk menunda proses ini hingga waktu yang dianggap "lebih sesuai secara sosial".

Baca Juga: Studi: Konsumsi Cokelat Hitam Dapat Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2 hingga 21%

Mengapa Kita Menahan Kencing?

Dr. David Shusterman, ahli urologi di NY Urology, menjelaskan bahwa kemampuan menahan kencing adalah insting dasar manusia untuk melindungi diri dari ancaman.

  • Insting Perlindungan: Di masa lalu, buang air kecil sembarangan dapat meninggalkan jejak bau yang terdeteksi oleh predator. Oleh karena itu, tubuh kita berevolusi untuk menunda kencing hingga situasi lebih aman.
  • Kebiasaan Modern: Di era sekarang, menahan kencing sering terjadi karena alasan kenyamanan, seperti menunggu sampai tiba di rumah atau menghindari toilet umum.

Risiko Kesehatan Akibat Menahan Kencing

Meskipun tubuh manusia mampu menahan urine selama beberapa waktu, kebiasaan ini dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, termasuk:

1. Peningkatan Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Saat kita buang air kecil, tubuh mengeluarkan bakteri yang masuk ke saluran kemih. Menahan kencing terlalu lama dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri, yang berisiko menyebabkan ISK.

  • Komplikasi: Jika tidak ditangani, ISK dapat berkembang menjadi infeksi ginjal atau bahkan sepsis, infeksi yang menyebar ke aliran darah.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Metode Memasak Brokoli yang Lebih Sehat untuk Pengendalian Gula Darah

2. Melemahnya Otot Kandung Kemih

Menahan urine tidak memperkuat otot kandung kemih, tetapi justru dapat menyebabkan tekanan berlebih. Ini bisa membuat otot kandung kemih melemah dan mengurangi kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.

  • Dampak Jangka Panjang: Urine yang tersisa di kandung kemih meningkatkan risiko infeksi berulang.

3. Kehilangan Sensitivitas Terhadap Sinyal Tubuh

Menahan kencing secara rutin dapat membuat tubuh kehilangan sensitivitas terhadap sinyal alami untuk buang air kecil. Hal ini dapat menyebabkan kebiasaan yang berbahaya, di mana seseorang tidak lagi merasakan kebutuhan mendesak untuk buang air kecil.

4. Kerusakan Ginjal

Dalam kasus yang lebih parah, menahan urine dapat menyebabkan urine kembali naik ke ginjal, yang berisiko menyebabkan infeksi ginjal, kerusakan organ, atau kondisi seperti hydronephrosis (pembengkakan ginjal).

  • Gejala: Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit di perut, kram, atau bahkan terbentuknya batu kandung kemih.
Baca Juga: Tahukah Anda? Puasa Intermiten bisa Berdampak Negatif bagi Pertumbuhan Rambut

Kapan Kita Harus Buang Air Kecil?

Para ahli menyarankan agar kita segera merespons sinyal tubuh untuk buang air kecil, meskipun tubuh sehat biasanya dapat menahan urine selama beberapa jam tanpa dampak serius.

  • Tips: Jika Anda merasa tidak nyaman menggunakan toilet umum, bawalah tisu desinfektan atau pelapis dudukan toilet untuk meningkatkan kenyamanan.

Selanjutnya: Reformasi Birokrasi Besar-besaran di Vietnam Menimbulkan Kekhawatiran Investor

Menarik Dibaca: Muzz Gelar Singles Mingle untuk Jomblo Muslim di Jakarta

Editor: Handoyo .