KONTAN.CO.ID - Menurut sebuah dokumen Pentagon yang bocor, Mesir berencana memproduksi 40.000 roket untuk Rusia dan meminta para pejabat untuk merahasiakan kesepakatan tersebut "untuk menghindari masalah dengan Barat". Mengutip
The Telegraph, dokumen tertanggal 17 Februari itu menguraikan diskusi yang diklaim antara Abdel Fattah El-Sisi, presiden Mesir, dan para pejabat senior militer Mesir. Selain menawarkan untuk memasok roket secara diam-diam, Mesir juga berencana untuk memasok peluru artileri dan mesiu kepada Rusia.
Berdasarkan dokumen tersebut, pengaturan yang diusulkan untuk memasok Rusia dengan persenjataan yang sangat dibutuhkan dari stok yang habis akibat invasi ke Ukraina berpotensi sangat eksplosif secara diplomatik, sehingga para pekerja pabrik diberitahu bahwa amunisi tersebut ditujukan untuk militer Mesir sendiri. Mesir adalah penerima bantuan militer Amerika terbesar di seluruh dunia setelah Israel, dan selama beberapa dekade telah menerima lebih dari US$ 1 miliar per tahun dalam bentuk bantuan keamanan. Dengan Mesir memasok senjata ke Rusia, maka hal itu akan meningkatkan kemungkinan bahwa bantuan keamanan Amerika digunakan untuk membantu invasi ilegal Rusia ke Ukraina dan dapat membahayakan bantuan tersebut.
Baca Juga: Penuh Teka-teki, Siapa yang Membocorkan Dokumen Rahasia AS Soal Ukraina? Dokumen yang menguraikan kesepakatan yang diusulkan tersebut termasuk di antara file-file rahasia intelijen AS yang dibocorkan secara online pada bulan Februari di Discord, sebuah aplikasi chatting yang populer di kalangan pemain game online, dan pertama kali dilaporkan oleh
The Washington Post. Mengutip
Business Insider, masih belum jelas siapa yang membocorkan dokumen-dokumen tersebut, yang dapat menimbulkan kekhawatiran besar bagi AS karena beberapa dokumen termasuk analisis rahasia tentang China, rincian strategi Rusia dan Ukraina dalam perang, dan informasi tentang sumber-sumber rahasia. Pentagon telah secara resmi menyerahkan kebocoran tersebut kepada Departemen Kehakiman AS untuk diselidiki.
Ahmed Abu Zeid, duta besar Mesir untuk AS dan juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan kepada
The Post bahwa: "Posisi Mesir sejak awal didasarkan pada ketidakterlibatannya dalam krisis ini dan berkomitmen untuk menjaga jarak yang sama dengan kedua belah pihak, sembari menegaskan dukungan Mesir pada piagam PBB dan hukum internasional dalam resolusi Majelis Umum PBB. Kami terus mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan permusuhan dan mencapai solusi politik melalui negosiasi."
Baca Juga: Tegang dengan Iran, AS Kirim Kapal Selam Berpeluru Kendali ke Timur Tengah Para pejabat keamanan AS mengatakan kepada Post bahwa kesepakatan senjata besar tidak pernah terwujud dalam beberapa bulan terakhir. Pentagon tidak segera membalas permintaan komentar dari
Insider.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie