Dolar AS Berpotensi Lanjut Melemah, Investor Memantau Kebijakan Suku Bunga The Fed



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melanjutkan koreksinya. Hal ini sejalan dengan tingkat inflasi AS yang semakin menurun.

Inflasi AS bulan November 2022 tercatat sebesar 7,1% secara tahunan atawa year on year (YoY), lebih rendah dari inflasi Oktober 2022 yang sebesar 7,7% YoY. Alhasil, kurs dolar AS melemah 0,41% ke level Rp 15.592 per dolar pada perdagangan Rabu (14/12).

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, inflasi AS yang lebih rendah daripada perkiraan melemahkan kekuatan mata uang Negeri Paman Sam tersebut. Indeks dolar turun 1,08% ke level terendah dalam enam bulan terakhir pada Selasa (13/12).


Pergerakan dolar AS selanjutnya bakal ditentukan oleh kebijakan moneter The Fed yang akan diumumkan pada Kamis (15/12) dini hari. Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell memberikan indikasi bahwa pihaknya akan memperlambat laju kenaikan suku bunga acuan. 

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham dan Arah IHSG Menyambut Suku Bunga The Fed, Kamis (15/12)

Sebelum data inflasi AS bulan November 2022 diumumkan, konsensus pasar mencatat, peluang untuk kenaikan 50 basis points (bps) mendekati 77% dan peluang kenaikan 75 bps sebesar 23%. Setelah pengumuman tingkat inflasi, peluang kenaikan 50 bps naik sedikit menjadi 80% dan kemungkinan kenaikan 75 bps hanya 20%.

Akan tetapi, meskipun prediksi lebih condong ke kenaikan 50 bps, The Fed dapat saja tetap menaikkan suku bunga sebesar 75 bps.

"Dasar pertimbangannya adalah tingkat inflasi yang masih tinggi, jauh dari target The Fed yang sebesar 2%. Meskipun begitu, upaya The Fed sejauh ini telah mulai menampakkan hasil," ucap Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (14/12).

Sutopo memprediksi, kurs dolar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya. Akan tetapi, penurunan dolar tidak akan signifikan alias tipis saja. 

Baca Juga: Dolar AS Tertekan Data Inflasi, Simak Proyeksi Pergerakannya

Menurut dia, penurunan yang terjadi belakangan ini hanya bagian dari koreksi tren. "Suku bunga tetap naik, meskipun porsinya berkurang. Menurut hemat saya, dolar AS masih menjadi aset pilihan investasi," kata Sutopo.

Sampai dengan akhir tahun 2022, Sutopo memprediksi dolar AS akan berada di level Rp 15.500 per dolar AS. Sementara di akhir tahun 2023, dolar AS akan kembali menguat ke level Rp 15.750 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati