KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja reksadana
offshore dengan aset luar negeri berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) positif dan semringah di tahun 2024. Hal ini seiring dengan penguatan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia. CEO Star Asset Management (Star AM) Hanif Mantiq mencermati bahwa reksadana
offshore yang memiliki investasi pada efek luar negeri memiliki kinerja yang positif di tahun ini. Salah satunya yaitu, reksadana dolar AS yang berinvestasi pada saham-saham syariah global. “Jadi reksadana
offshore berkinerja cukup baik tahun ini, karena pasar Amerika naik terus,“ kata Hanif kepada Kontan.co.id, Senin (24/6).
Untuk diketahui, di sepanjang tahun 2024 alias secara
year to date (YtD), dolar AS telah menguat lebih dari 4,90% terhadap rupiah. Kurs rupiah pun masih tertekan 0.12% atau di kisaran Rp 16.450 per dolar AS, pada penutupan Selasa (24/6). Baca Juga: Prospek Cerah, Jangan Lupa Perhatikan Biaya Reksadana Offshore Kendati demikian, Hanif berpendapat, penguatan dolar saat ini yang berdampak bagi kinerja reksadana
offshore dolar AS mungkin tidak akan berkepanjangan. Hal ini lantaran rupiah diproyeksi bisa berbalik menguat apabila The Fed mulai memangkas suku bunga acuannya. Lebih lanjut, dia mengatakan sentimen lainnya yang membuat kinerja reksadana
offshore di tahun ini masih cukup positif yakni karena pasar saham di Amerika Serikat, dari indikator SP500 Shariah tengah mengalami kenaikan tinggi berkat adanya kecerdasan buatan (AI). “Selain itu, dari sisi saham teknologi di AS masih naik. Apalagi saat kita investasi melalui reksadana
offshore tidak akan terkena dampak pelemahan rupiah,” kata dia. Selain itu, dia menyebutkan bahwa Star AM memiliki produk reksadana dolar andalan yang berfokus pada aset obligasi yaitu Star Orion Stable Dollar Bond dan Star Fixed Income Dolar. Kedua produk tersebut masing-masing menawarkan imbal hasil sekitar 1.07% secara
year to date (YtD) dan 0.62% YtD. Baca Juga: MUI Haramkan Short Selling pada Perdagangan BEI, Begini Tanggapan Manajer Investasi Sementara produk reksadana dolar AS berbasis saham kelolaan Star AM ialah Reksa Dana Syariah Star Global Sharia Equity USD. Kinerja produk ini sebesar 0,29%
YtD yang diantaranya berinvestasi pada saham Alphabet, Nvidia, Amazon hingga Apple. Namun, dia menekankan kepada investor bahwa investasi reksadana
offshore atau luar negeri berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) harus disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan finansial. Sementara itu. Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi menyampaikan, kinerja reksadana
offshore di tahun ini masih cukup baik. Sebab, dolar AS masih menguat, sedangkan kinerja saham di dalam negeri cukup tertekan. Selain itu, dia menilai bahwa reksadana
offshore dapat memberikan akses ke pasar global yang lebih luas, sehingga dapat mengurangi risiko diversifikasi dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan
return yang lebih tinggi. Baca Juga: Bank Mulai Mengerek Bunga Deposito “Namun, ini juga berarti investor perlu mempertimbangkan risiko mata uang asing dan faktor-faktor geopolitik yang mungkin mempengaruhi kinerja investasi mereka,” kata Reza kepada Kontan.co.id, Senin (24/6). Menurut Reza, sentimen terhadap reksadana
offshore saat ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi global, kebijakan bank sentral utama, dan ketidakpastian geopolitik seperti yang masih terjadi di Timur Tengah. Reza mengakui bahwa reksadana
offshore ini memang menawarkan potensi diversifikasi yang penting di tengah kondisi pasar global yang kompleks. Namun, keputusan untuk berinvestasi di reksadana offshore harus disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi masing-masing investor. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati